Jubir RIDO: Transportasi Perkotaan Modern Harus Jangkau Aglomerasi Jakarta
Ridwan Kamil-Suswono usai dideklarasi sebagai pasangan bakal cagub dan cawagub di Pilkada Jakarta 2024. (MP/Asropih).
MerahPutih.com - Juru Bicara (Jubir) pasangan calon gubernur (Cagub) dan wakil gubernur Jakarta (Cawagub), Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil- Suswono (RIDO), Bernardus Djonoputro menyebut bahwa transportasi perkotaan modern harus mampu menjangkau Jakarta dan wilayah penyangga melalui pendekatan aglomerasi yang komprehensif.
“Berarti jalur-jalur yang ada harus diperluas, karena setiap hari ada 3 juta penduduk aglomerasi commuting yang masuk ke Jakarta dan beraktivitas di Jakarta," ujar Bernie sapaan akrab Bernardus dalam keterangannya, Rabu (18/9).
Menurut dia, keinginan pasangan RIDO untuk memperluas jangkauan transporasi publik, hingga ke wilayah penyangga kota Jakarta, merupakan program yang memiliki maslahat bagi warga ibu kota dan sekitarnya.
Lantas kata dia, apabila ingin meningkatkan layanan angkutan publik, maka harus lebih mendekati apa yang disebut last mile, atau jarak terakhir sebelum ke rumah.
Baca juga:
Tim Pemenagan RIDO Diumumkan Rabu (18/9), Target Menang Satu Putaran
"Maka kalau dilihat di Jakarta ada line-line yang harus diperpanjang, sampai Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Itu yang dimaksud Pak RK dan Pak Suswono mengenai pengembangan trayek TransJakarta, harus memenuhi dan melayani wilayah aglomerasi Jabotabekpunjur," kata Bernie.
Bernie meyakini, perluasan rute transportasi publik bisa selesai dalam dua tahun kepemimpinan Ridwan Kamil dan Suswono di Jakarta. Menurutnya, dalam memperluas rute transportasi yang terpenting adalah ketersediaan armada hingga membangun halte-halte di wilayah aglomerasi.
"Saya kira waktu 2 tahun sangat cukup untuk menambah armada secara signifikan, dan armadanya kendaraaan listrik. Jadi saya kira, masyarakat yang lebih luas bisa mengakses TransJakarta hanya dalam 2 tahun," kata Bernie.
Tak hanya itu, Bernie menyebut dengan perluasan rute hingga wilayah aglomerasi Jakarta juga bisa mengurangi kemacetan. Selain mengurangi macet, hal ini juga bisa mengurangi polusi udara karena armada yang digunakan berbasis energi listrik. Belum lagi jika lebih banyak masyarakat yang bisa menggunakan layanan transportasi publik sebagai moda utama.
Baca juga:
Ridwan Kamil Sebut Program Dana RW Bisa Digunakan Warga Sesuai Aspirasi
"Lanjutannya, banyak penggunaan energi yang bisa dihemat karena penggunaan kendaraan pribadi yang lebih rendah. Masyarakat bisa berpindah, bepergian menggunakan transportasi publik yang lebih hemat energi karena dia (armada) dari listrik dan sebagainya, sehingga terjadi pengurangan kendaraan di jalan," kata Bernie.
"Yang ketiga, 3 juta orang yang setiap hari commuting keluar masuk Jakarta itu bisa mendapatkan pelayanan transportasi publik yang lebih baik sehingga mengurangi stres, kualitas hidup dan interaksi dengan keluarganya di rumah bisa lebih baik, dan secara biaya akan lebih murah," tandas Bernie. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
KAI dan Pemerintah Inggris Kembangkan Kawasan Transportasi Rendah Emisi di Kota Semarang
Jelang Nataru 2025/2026, Kemenhub Gencarkan Ramp Check di Seluruh Moda Transportasi
Protes Operasional Bajaj, Driver Ojol Solo Datangi DPRD Solo
Jakarta Running Festival Digelar 25-26 Oktober, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan
MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat
Imbas Demo di Gedung Trans7, Sejumlah Layanan Transjakarta Terganggu
Stasiun Tanah Abang dan Manggarai Jadi Simpul Mobilitas Ekonomi Jabodetabek, Dipenuhi 150 Ribu Penumpang per Hari
Kemacetan Parah di Pluit karena Kontainer, Transjakarta Sesuaikan Rute Koridor 9
Truk Kontainer Membeludak Bikin Keterlambatan Layanan di Kasawan Grogol, TransJakarta Minta Maaf
Tarif Transportasi Umum Jakarta Dianggap Murah, Pemprov Kaji Ulang Kenaikan