Jokowi: Tak Ada Tempat Bagi Orang Intoleransi
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin (kanan). (Foto: Biro Pers Setpres)
Merahputih.com - Presiden Joko Widodo meminta aparat berwenang menindak tegas pelaku penyerangan yang dilakukan oleh seseorang terhadap pastur dan jemaat Gereja Katolik St Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta.
"Saya sudah perintahkan kepada aparat untuk bertindak tegas dan negara menjamin penegakan konstitusi secara terus-menerus dan konsekuen," kata Presiden Jokowi usai membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri di Gedung Pancasila Kemenlu, Jakarta, Senin (12/2).
Presiden mengingatkan Konstitusi RI menjamin kebebasan warga negara beragama.
"Oleh sebab itu kita tidak memberikan tempat sedikitpun kepada orang-orang yang melakukan, mengembangkan, menyebarkan intoleransi di negara kita," katanya seperi dilansir Antara.
Ia menyebutkan masyarakat Indonesia sudah puluhan tahun hidup bersama dengan pemeluk agama dan keyakiman yang beragam dan berbeda.
"Sudah berpuluh-puluh tahun, tapi memang kejadian seperti ini tidak hanya di negara kita, karena hampir di semua negara mengalami karena keterbukaan informasi," katanya.
Presiden menegaskan tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertolernasi di Indonesia.
"Apalagi dengan cara-cara kekerasan, berujar saja tidak, apalagi dengan cara kekerasan," katanya.
Ketika ditanya apakah ada unsur politis di balik peristiwa itu, Presiden mengatakan belum menerima laporan.
"Saya belum dapat laporan, Kapolri juga sedang mendalami kasus dan motif peristiwa itu," katanya.
Sebelumnya, peristiwa penganiayaan berupa pembacokan terhadap empat orang terjadi di Gereja St Lidwina, Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta pada Minggu (11/2) pagi. Kejadian terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Dari empat korban, dua orang merupakan jemaat gereja, seorang pendeta dan seorang polisi. Awalnya pelaku masuk ke gereja melalui pintu barat gereja dan menyerang seorang jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro dan melukai punggung Martinus.
Selanjutnya pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan parang sehingga para jemaat ketakutan dan membubarkan diri. Pelaku lantas menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan seorang jemaat, Budi Purnomo yang ketika itu masih berada di gereja.
Romo Prier menderita luka di kepala bagian belakang sementara Budi mengalami luka di kepala bagian belakang dan leher.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ANRI Pastikan tak Terima Salinan Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Bobby Nasution Sebut Hanya Iblis yang Tak Bisa Dipanggil Penegak Hukum