Jika Ingin Gaji Lebih, Wali Kota Risma Sarankan PNS Mundur
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (MP/Budi Lentera)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempersilakan PNS di lingkungan Pemkot Surabaya untuk mengundurkan diri ketika berharap penghasilan lebih.
Sebab, menurut Risma, sebagai pelayan masyarakat, sudah kewajiban untuk bekerja dengan tulus ikhlas, bukan bekerja karena jabatan atau berharap imbalan.
"Kalau kepingin penghasilan lebih ya keluar dari PNS. Aku persilakan kok. Makanya, jadi PNS jangan sampai tergoda hal-hal imbalan atau gratifikasi," kata Risma seusai sosialisasi pengendalian gratifikasi bagi camat dan lurah se-Surabaya, Kamis (4/5).
Risma mengatakan, sudah seharusnya PNS memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Aku enggak mau ada lurah atau camat atau PNS di lingkungan Pemkot Surabaya yang tersandung masalah hukum. Apalagi sampai berhubungan dengan pelayanan. Kalau ada, ya kita beri sanksi," tegas Risma.
Sementara di tempat yang sama, Direktur Gratifikasi KPK Girih Suprapdiono mengatakan bahwa pelayanan di Kota Surabaya masih terbilang cukup baik semenjak menggunakan sistem e-government yang diterapkan sejak tujuh tahun terakhir.
Hanya saja, lanjut Gurih, sistem e-goverment saja belum cukup. Sebab, pegawai juga harus punya integritas.
"Pemimpin yang bagus harus bisa memberi contoh. Nah, Bu Risma ini tipe pemimpin yang bagus. Pegawai juga harus ikutan bagus." kata Giri.
Berita ini merupakan laporan dari Budi Lentera, kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya: Jelang Pilkada Serentak 2018, Masyarakat Sumut Jangan Sampai Terkotak-Kotak
Bagikan
Berita Terkait
Pertalite Bikin Banyak Motor Mogok di Jatim, DPR Tegur Pertamina: Jangan Cuma Bilang "Hasil Uji Baik”
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi
Dorong Penataan Pembangunan Pesantren, Pemerintah Jangkau Pihak Swasta
Polisi sudah Bergerak Selidik Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny
Bangunan Ambruk Ponpes Al-Khoziny Jadi Alarm Perbaikan Sistem Konstruksi Nasional
Belajar dari Tragedi Al-khoziny, Pimpinan Komisi V DPR Sebut Komitmen Infrastruktur Negara ke Pesantren masih Lemah
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda
Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa
Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur