Jetstar Asia Hentikan Operasional, Penerbangan Penumpang segera Dialihkan
Pesawat Maskapai Jetstar. Foto: Dok/Jetstar
MerahPutih.com - Kabar kurang mengenakkan kembali datang dari dunia aviasi.
Kali ini, maskapai penerbangan berbiaya murah Jetstar Asia, menutup operasinya secara penuh pada 31 Juli 2025 mendatang.
Hal ini disampaikan langsung oleh pemilik maskapai tersebut yang juga perusahaan penerbangan Australia, Qantas Airways, Rabu (11/6).
Melalui pengumuman resminya, Qantas menyebut Jetstar Asia telah menghadapi tantangan yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga:
Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi
Kemudian, keputusan penutupan pun telah dibuat, bersama dengan pemegang saham mayoritas Westbrook Investments.
Meskipun memberikan layanan pelanggan yang luar biasa dan keandalan operasional, Jetstar Asia telah terdampak oleh meningkatnya biaya pemasok.
“Lalu terdampak biaya bandara yang tinggi, dan persaingan yang semakin ketat di wilayah tersebut," kata Qantas dalam keterangannya dikutip Rabu (11/6).
Maskapai ini diperkirakan akan membukukan kerugian sebelum pajak (EBIT) dasar sebesar 35 juta dolar AS (Rp 570 miliar) tahun keuangan ini, sebelum keputusan penutupan.
Baca juga:
Wakil Ketua Komisi V DPR Dorong Transformasi Penerbangan Indonesia
Adanya keputusan ini, semua karyawan Jetstar Asia yang terdampak akan diberikan tunjangan pemutusan hubungan kerja serta layanan dukungan ketenagakerjaan.
Jetstar Asia akan secara bertahap mengurangi layanan penerbangannya selama tujuh minggu ke depan. Penumpang yang jadwal penerbangannya terdampak akan diberi pemberitahuan langsung.
Mereka yang memiliki tiket setelah tanggal 31 Juli akan dihubungi oleh maskapai, dan beberapa di antaranya bisa dipindahkan ke penerbangan lain yang dioperasikan oleh Grup Qantas.
Penumpang yang memesan melalui agen perjalanan atau maskapai lain diminta untuk langsung menghubungi penyedia layanan tersebut.
Baca juga:
Prabowo Teken Diskon Besar Tiket Kereta, Pesawat, Kapal, hingga Tol untuk Periode Liburan Sekolah
Penutupan ini akan memengaruhi 16 rute penerbangan di Asia, termasuk penerbangan dari Singapura ke Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
Meskipun Jetstar Asia akan ditutup, Jetstar Airways yang berbasis di Australia dan Jetstar Japan akan tetap beroperasi seperti biasa.
Penutupan anak usaha ini memungkinkan Qantas untuk mengalokasikan dana sebesar A$500 juta (sekitar Rp5,2 triliun) guna memperbarui armada pesawat mereka, dan 13 pesawat akan dikerahkan untuk melayani rute domestik di Australia dan Selandia Baru.
Jetstar Asia, yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun sejak didirikan pada 2004, diperkirakan akan merugi sebesar A$35 juta tahun ini.
Sebanyak 51 persen saham dimiliki oleh perusahaan Singapura, Westbrook Investments, dan sisanya oleh Qantas. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Halte Tanjung Duren Diperluas untuk Optimalisasi Ruang, Akomodasi Keluhan Penumpang
Bandara di Morowali tak Diawasi Bea Cukai dan Imigrasi, Pengamat: Jangan Sampai Jadi Lokasi Transaksi Ilegal
Transjabodetabek Bakal Diperluas Jadi 40 Rute, Segera Diluncurkan Bertahap
Penyebab KRL Tanah Abang-Serpong Alami Gangguan Hari ini, Dipicu Hoax soal Rel yang Patah
Pesawat N219 Nurtanio Buatan PTDI Siap Terjun ke Pasar Komersial Angkut Penumpang dan Kargo
Penyebab Jatuhnya Pesawat Jenis GA8 Airvan di Karawang
Pesawat BRO Skydive Indonesia Jatuh dan 'Nyungsep' di Sawah Karawang, Lima Awak Dipastikan Selamat
Perjalanan MRT Jakarta Dibatasi, Hanya Rute Blok M–Lebak Bulus yang Beroperasi
Layanan MRT Jakarta Terganggu, Pramono Harap Perbaikan Tuntas dalam 3-4 Jam