Jemaah Aolia Padukuhan Salat Id 5 Hari Lebih Awal, Ini Kata PBNU

Umat muslim jamaah Masjid Aolia melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
MerahPutih.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menanggapi fenomena Jemaah Islam Masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Panggang, Gunungkidul yang menggelar Salat Idulfitri pada Jumat (5/4) pagi.
Diketahui, Salat Id tersebut dilakukan lebih awal dibandingkan dengan penetapan Pemerintah, dengan mengikuti perintah Imam Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo, 82, atau akrab disebut Mbah Benu.
Baca juga:
Salat Id 5 Hari Lebih Awal, Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Suarakan Jaga Kerukunan
"Saya ingin menanggapi fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta. yang berhari raya hari Jum'at kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali," kata Gus Fahrur kepada wartawan, Sabtu (6/4).
Gus Fahrur menegaskan bahwa pernyataan pimpinan Jemaah Aolia bisa dikategorikan pelecehan terhadap ajaran Islam sendiri, lantaran dinilai telah menyesatkan warga.
"Statemen pimpinan jamaah seperti ini membingungkan masyarakat, bahkan bisa masuk kategori pelecehan terhadap ajaran Islam," ungkap dia.
Baca juga:
Gibran akan Salat Idul Fitri di Balai Kota Solo, Jokowi di Masjid Istiqlal Jakarta
Adapun pernyataan yang menyebut bahwa pimpinan jemaah telah menerima perintah langsung dari Allah, dinilai Gus Fahrur bukan sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.
"Suatu narasi yang tidak masuk dalam kategori kebebasan berpendapat. Karena sudah ada aturan-aturan baku dalam praksis beragama seperti hitungan jumlah hari puasa Ramadan dan tata cara penetapannya dalam Islam," tegas dia.
Baca juga:
Sering Kecelakaan, 2 Tanjakan Ekstrem Gunungkidul Mau Dihapus dari Google Maps
Gus Fahrur pun mengajak agar masyarakat tidak lantas ikut-ikutan percaya dengan orang-orang yang mengaku punya keistimewaan layaknya bertemu Allah secara langsung.
"Masyarakat jangan terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu, Orang yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun itu tidak berarti dia memiliki keistimewaan dihadapan Gusti Allah SWT. Karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya," tukas dia. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah

PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi

Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama

Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang

Anies Jadi Khatib Salat Idul Adha di Masjid Al-azhar, Jamaah Diketok Tarif Parkir Liar Motor Rp 10 ribu

Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna

Ketua PBNU Ingatkan Umat Tak Beri Ruang untuk Pemecah Belah dan Penyebar Kebencian

20 Dubes Asing Ikut Salat Id Besok, Istiqlal Sediakan Penerjemah Bahasa Arab dan Inggris

Gunakan Perhitungan Hisab Leluhur, Warga Negeri Wakal Gelar Salat Idul Fitri 2025, Sabtu (29/3)
