Salat Id 5 Hari Lebih Awal, Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Suarakan Jaga Kerukunan


Umat muslim jamaah Masjid Aolia melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
MerahPutih.com - Ratusan Jamaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menggelar salat Idul Fitri 1445 Hijriah, lebih awal dibanding mayoritas umat Islam pada umumnya di Indonesia, pada Jumat (5/4) kemarin.
Dengan diiringi gema takbir, jamaah berdatangan di Masjid Aolia dan kediaman Imam Jamaah Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau acap disapa Mbah Benu mulai pukul 06.00 WIB. Tampak sejumlah personel Polri, TNI, serta Banser melakukan pengamanan di dua lokasi kawasan salat id itu.
Usai memimpin salat Id, Imam Jamaah Masjid Aolia Mbah Benu berpesan agar masyarakat terus merawat persatuan dan kerukunan satu sama lain. "Saling rukun, jaga persatuan dan kesatuan dengan siapa saja," ujar pria berusia 82 tahun itu, dikutip dari Antara, ditulis Sabtu (6/4).
Baca juga:
Sidang Isbat Penentuan Idulfitri 1 Syawal Dihelat Selasa 9 April
Dia meminta jamaahnya tak mudah menyalahkan orang lain, termasuk soal perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri. "Jangan menyalahkan orang. Ya kalau salah, tapi kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh," ujar dia.
Tak hanya merayakan Idul Fitri lebih awal, umat kedua masjid itu juga memulai puasa Ramadan lebih awal sejak 7 Maret 2024 berdasar keyakinan spiritual Mbah Benu selaku pimpinan jamaah.
Dukuh Panggang III Agung mengatakan jamaah Masjid Aolia sudah ada sejak lama dan hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya di dusun setempat. Perbedaan awal Ramadan dan 1 Syawal antara jamaah Masjid Aolia dengan masyarakat lainnya sudah biasa. "Tidak pernah ada gesekan. Sebelum saya lahir sudah ada (Jamaah Masjid Aolia)," kata dia.
Baca juga:
Jadwal 1 Syawal 2024 Menurut NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
Sementara itu, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Jauhar Mustofa menuturkan Jamaah Masjid Aolia pada dasarnya memiliki amalan atau tata cara beribadah layaknya warga Muslim pada umumnya.
Hanya saja, lanjut dia, dalam penetapan awal Ramadan dan 1 Syawal mereka memiliki keyakinan atau prinsip sendiri, tanpa menggunakan metode hisab maupun rukyat. "Mereka punya dalil sendiri yang itu diyakini oleh pemimpinnya, Pak Ibnu dan pengikutnya," kata dia.
Jauhar menambahkan Kemenag DIY tetap menghormati keyakinan mereka, meskipun tahun ini bedanya sampai lima hari dari perkiraan 1 Syawal versi pemerintah. "Kalau biasanya kan hanya (selisih) satu dua hari, tapi tahun ini memang agak mencolok sehingga memang menjadi perhatian," tandasnya. (*)
Baca juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Idul Fitri Serempak, Menag Sebut Momentum Memperkuat Kebersamaan

Belum Ada Kalender Global Disepakati, Muhammadiyah Minta Perbedaan Ramadan Disikapi Tasamuh

Salat Id 5 Hari Lebih Awal, Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Suarakan Jaga Kerukunan
