Jati Kloning Muna, Teknologi Canggih yang Lahir dari Indonesia Timur


Kayu jati gelondongan yang menjadi bahan baku dasar kerangka kapal. Foto: Antara
MerahPutih.com - Masyarakat di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) layak menjadi tauladan dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat lokal dalam meningkatkan kesejahteraan. Mereka sukses mengembangkan bibit jati hasil kloning yang masa panennya lebih cepat ketimbang jati lokal selama ini.
"Jati Muna yang kita ketahui selama ini butuh waktu selama puluhan tahun baru bisa dinikmati hasilnya, ternyata kini tidak perlu lagi harus menunggu waktu selama itu," kata tokoh masyarakat Muna, La Ode Rifai Pedansa di Kendari, Sabtu (21/4).
Lewat teknologi canggih itu warga dapat membuat kloning pembibitan jati yang masa panennya hanya butuh waktu sekitar kurang lebih tujuh sampai delapan tahun sudah bisa produksi. Padahal, normalnya jati baru bisa dipanen setelah 10 tahun.
Dalam waktu yang relatif singkat itu, diameter pohon jati kloning sudah bisa mencapai 40 centimeter (cm) lebih saat dipanen. La Ode mencontohkan pertumbuhan pesat bibit jati kloning di depan rumah dan kebunnya yang baru ditanam dua tahun. "Besarnya sudah mencapai diameter 20-22 centimeter," tegas dia, dilansir Antara.

Berdasarkan harga pasaran terbaru, kayu jati mentah kini dibandrol dengan harga Rp2 juta hingga Rp7 juta per meter kubik tergantung kualitas diameternya. Adapun kelas diameter kayu jati terbagi dalam 4 kelas, meliputi A1 berdiameter 11-19 cm, A2 diameter 20-29 cm, A3 30-39 meter dan yang kelas tertinggi berdiameter 40-49 cm.
Artinya, masyarakat Muna dapat meraup untung Rp7 Juta per meter kubiknya jika menjual jati kloning saat sudah masuk masa panen. Wajar bila Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi, saat berkunjung ke wilayah Kabupaten Muna terkesimak melihat budidaya jati kloning yang perkembangannya luar biasa.

Bahkan, Gubernur berharap agar momentum di hari ulang tahun ke-54 Sultra untuk berbenah menggenjot kesejahteraan masyarakat Sultra. Muna, khususnya di wilayah Kecamatan Napabalano, bakal dijadikan pusat pengembangan tanaman bibit kultur jaringan pengembangan jati salah satu provinsi di Pulau Celebes itu.
Nantinya wilayah pengembangan bibit jati cepat panen itu akan dipusatkan di Desa Lambiku, Kecamatan Napabalano atau hanya sekitar 20-25 kilometer dari kota Raha, Muna. "Ini luar biasa, semoga Kabupaten Muna bisa kembali jaya dan terkenal dengan tanaman kas jatinya yang sejak jaman dahulu sudah ada," tegas Gubernur.
Sementara itu, Bupati Muna, LM Rusman Emba memuji keberhasilan pembibitan jati yang dimotori mantan Ketua DPD PDIP Sultra, Rifai Pedansa. Apalagi, pusat pengadaan bibit jati kloning ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia Timur. "Semoga akan menjadi pusat pengadaan bibit jati terbesar," tandas Bupati. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Bupati Kolaka Timur Abdul Azis Terjaring OTT KPK di Sultra

Gelar OTT, KPK Tangkap Bupati di Sulawesi Tenggara

Poin-Poin Penting Disetujuinya Pembahasan 10 RUU Kabupaten/Kota

Patuhi Putusan MA, Kemenhut Batalkan PPKH Izin Tambang di Pulau Wawonii

Buntut Kasus Penyelewengan BBM Subsidi di Sulawesi Tenggara, Negara Rugi Rp 105 Miliar

Dugaan Penyelewengan BBM Subsidi di Sulawesi Tenggara, Harusnya untuk Nelayan

Tungku Smelter ITSS Morowali Sulteng Meledak, 13 Orang Pekerja Tewas
