Jangan Remehkan Waktu Berkualitas Bersama Anak


Anak yang tak mendapat waktu berkualitas akan kesulitan berkembang sesuai usia dan susah berhubungan dengan orang lain. (Foto: Pexels/Quang Nguyen Vinh)
MerahPutih.com - Waktu berkualitas orangtua untuk anak itu tak bisa ditawar-tawar. Anak yang tak mendapat waktu berkualitas akan kesulitan berkembang sesuai usia dan susah berhubungan dengan orang lain.
"Kalau dari kecil merasa kelekatan kurang, dia akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, seperti apa aku harusnya berinteraksi, bagaimana mengutarakan keinginan, itu mempengaruhi tugas perkembangan lainnya," kata Orissa Anggita Rinjani, psikolog pendidikan lulusan Universitas Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/1), seperti dikutip Antara.
Psikolog ruang konseling di Rumah Dandelion ini juga membeberkan dampak negatif kurangnya waktu berkualitas untuk anak. Antara lain seretnya rasa aman pada anak dan gangguan psikologis.
Baca juga:
Deteksi Dini di Puskesmas dan Posyandu Cegah Kematian Ibu dan Anak Stunting
Anak tak cukup dipenuhi kebutuhan dasar fisiknya, tapi perlu juga dipenuhi rasa aman dan ketenteraman secara psikologis. Misalnya rasa dicintai. Semua demi aktualisasi dan kepercayaan dirinya bisa berkembang.
Jika tidak terpenuhi, perkembangannya akan terganggu, baik kognitif maupun psikologisnya.
"Jadi, selain memikirkan apa yang harus dia capai di usianya, maka kita isi dulu dengan kelekatan dan koneksinya dulu, kalau itu nggak terbangun tugas perkembangan nya akan makin sulit, bisa mempengaruhi baik perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental dan pencapaian akademisnya berdampak," kata Orissa.
Orissa menyarankan orang tua setidaknya menghabiskan waktu berkualitas selama 15 menit di sesela kesibukan bekerja. Orangtua sebaiknya jangan hanya memberikan instruksi, tapi juga afeksi.
Waktu yang sempit itu bisa dimanfaatkan untuk fokus pada anak. Misalnya untuk sekadar mengobrol dan menatap matanya. Dari situ, koneksi anak dan orangtua akan terbangun.
Obrolan dengan anak akan menambah pula frekuensi orangtua bersentuhan dengan anak. Secara otomatis, muatan emosional juga akan terbangun di antara keduanya. Menyentuh anak bisa dengan memeluk atau mengusap kepalanya
"Itu yang akan membantu momen. Walaupun singkat, tapi berharga. Meskipun waktu banyak, tapi lebih banyak instruksi dan koreksi itu enggak juga. Jadi, cara kita habiskan waktu dengan anak itu juga bermakna," tutup Orissa. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Atiya Purnomo Rilis Lagu ‘Ayo Garuda’, Persembahan Semangat untuk Timnas Indonesia

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
