Jangan Diet Ketat Biar Berat Badan Turun


Tidak perlu lagi diet ketat dengan waktu yang terlalu lama. (unsplash/pablomerchanm)
KEPOIN foto model-model di Instagram dengan badan mereka yang ramping dan fit memang bikin iri. Tapi setidaknya fenomena tersebut bisa menginspirasi kamu untuk melakukan diet ketat. Tapi apakah harus ketat banget tanpa ada istirahatnya biar hasilnya maksimal?
Nah, kabar baik nih buat kamu. Diet ketat terus-terusan tanpa istirahat rupanya kurang efektif untuk menurunkan berat badan.
Baca juga:
Melansir laman Science Daily, sebuah studi yang dipublikasi di International Journal for Obesity, School of Health Sciences menunjukkan istirahat dua minggu selama diet dapat meningkatkan penurunan berat badan.

Studi tersebut meneliti sekelompok peserta yang secara klinis mengalami obesitas, dan membaginya menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama mempertahankan diet secara terus menerus selama 16 minggu. Kelompok lainnya mempertahankan diet selama dua minggu. Kemudian berhenti dari diet selama dua minggu makan hanya untuk menjaga berat badan mereka stabil, dan mengulangi siklus ini selama total 30 minggu untuk memastikan 16 minggu diet.
Saat mereka "tidak berdiet", kelompok tersebut tetap makan sedikit. Jadi mereka tidak makan berlebihan, tetapi mereka juga tidak bersikap super ketat. Fokus mereka ialah menghitung kalori dan berpegang pada rencana diet yang diatur.
Menurut Cosmopolitian, mereka yang rehat diet kehilangan lebih banyak berat badan, ketimbang mereka yang menjalankan diet dengan ketat.
Baca juga:
Selain itu, kelompok yang melakukan rehat diet dua minggu kehilangan rata-rata tujuh kilogram lebih banyak daripada kelompok yang lain. Ini menunjukkan mereka sebenarnya lebih mudah untuk mempertahankannya. Berat badan mereka turun lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak pernah istirahat dalam diet mereka.

Kok bisa? Hal itu karena saat kamu sedang diet, metabolismemu melambat. Ini karena tubuh kamu merasakan berat badan kamu turun, dan reaksi alaminya adalah mencoba mempertahankan lemak tubuh sebanyak mungkin.
Metabolisme yang lebih lambat ini berarti kamu akan membutuhkan waktu lebih lama untuk membakar makananmu. Oleh karena itu, kamu membutuhkan waktu lebih lama untuk menurunkan berat badan.
"Semakin banyak penelitian yang menunjukkan diet konsep puasa ketat selama satu hingga tujuh hari atau puasa parsial yang diselingi dengan asupan makanan ad libitum, tidak lebih efektif untuk menurunkan berat badan," urai Nuala Byrne, professor yang memimpin penelitian. (lev)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

5 Menu Sahur Sehat dan Mengenyangkan, Diet Pun Maksimal!

Niat Turunkan Berat Badan? Perhatikan Lima Hal Ini

5 Manfaat Tersembunyi Chia Seed, Bisa Menurunkan Berat Badan

5 Kiat Sehat Turunkan Berat Badan dengan Intermittent Fasting

Apa Itu Clean Eating? Panduan Diet Bersih yang Populer di Kalangan Selebriti

Diet Kurangi Makan Bisa Berdampak Buruk terhadap Metabolisme Tubuh

10 Buah Terbaik untuk Memulai Diet, Lengkap dengan Kandungan dan Manfaatnya

Alpukat vs Apel: Mana yang Lebih Bagus untuk Diet?

Jangan Kelebihan Ekspektasi, Lari Tidak untuk Menurunkan Berat Badan
