Jagongan Wagen PSBK Kembali Angkat Cerita Ramayana
Jagongan Wagen Project Interdisiplin PSBK (MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - Setelah “Nonada”, “Wanagita”, dan “Pejalan, Api, dan Buih Samudra”, Yuddhakanda adalah penutup rangkaian Jagongan Wagen Project Interdisiplin PSBK di tahun 2016.
Seluruh Jagongan Wagen project interdisiplin tersebut menggunakan kitab Ramayana yang ditulis oleh C. Rajagopalachari sebagai pijakan, sekaligus sumber inspirasi proses penciptaan pertunjukan.
Proyek ini merupakan salah satu ruang belajar penciptaan kolaboratif, menggunakan metode penciptaan interdisiplin, yang menjadi salah satu materi belajar dalam Program Seniman Pasca Terampil 2016. Selama proses belajar metode penciptaan interdisiplin ini yang dibimbing oleh mentor Bruin Otten.
Dari sanalah sekelompok seniman Padepokam Seni Bagong Kussuadiardja, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (29/10) malam, menyuguhkan pertunjukan seni Jagongan Wagen.
Pertunjukan ini mengambil bagian perang Ramayana, Yuddhakanda, sebagai pijakan dan inspirasi cerita. Bagian cerita tersebut menceritakan kisah tentang perang antara Rama dan Lesmana yang dibantu oleh pasukan wanara melawan Rahwana dan pasukan raksasa. Kegelisahan Rahwana, Kumbakarna, Wibisana, keraguan Rama dan Bangsa Wanara, serta tangis ibu yang membayangkan kematian suami dan anaknya juga mengisyaratkan bahwa perang selalu dimulai dalam diri masing-masing orang.
Dalam proses penciptaan interdisiplin kali ini, enam seniman dari disiplin Seni Teater, Seni Musik, dan Seni Rupa, yang juga merupakan seniman peraih beasiswa Program Seniman Pasca Terampil 2016, mengambil tantangan artistik untuk menciptakan renungan atas kisah tersebut dan mewujudkannya dalam bentuk yang bersifat saling silang antar kekuatan disiplin seni masing-masing.
Hasil proses kolaborasi dan perwujudan kekuatan seni secara kolaboratif ini mewujudkan semesta artistik Yuddhakanda, narasi tentang kelindan manusia di antara hasrat dan akal sehat, nafsu dan dharma, cinta dan duka cita yang hadir dalam peperangan.
Seniman yang mewujudkan gagasannya dalam Jagongan Wagen edisi Oktober ini ialah Aik Vela Pratisca, Akbar Fakhrizal AR, Fitriyana Yuliawati, Iqro’ Akhmad Ibrahim Laily Subkhi, Marta Karisma Lelina, dan Thoriq Dwi Prayitno. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh