Jadi Pembicara Disksusi, Pimpinan MetroTV dan tvOne Jaga Jarak


Foto:Hurri Rauf
MerahPutih Nasional- Disksusi tentang "Tragedi AirAsia, Televisi dan Harapan Publik" kembali diselenggarakan, Rabu (7/1). Sebagai penyelenggara diskusi, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menjadikan Direktur Pemberitaan MetroTV, Suryopratomo dan Wakil Pemimpin Redaksi tvOne, Toto Suryanto diantaranya menjadi pembicara diskusi yang diselenggarakan di lantai 7, gedung Dewan Pers.
Kedua pimpinan media televisi ini secara bergantian membicarakan tentang proses pemberitaan atau penayangan di masing-masing tempat mereka bekerja terkait peristiwa nahas yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 itu. Pantauan di lapangan, Suryopratomo tampak memakai baju abu-abu dan dasi yang melekat dibagian kerah lehernya. Sementara, Toto Suryanto sebagai representasi tvOne tetap menggunakan seragam warna merah yang menjadi kebanggaan media milik Aburizal Bakrie.
Jarak duduk mereka sekitar semeter lebih karena ditengah-tengah mereka masih ada dua pembicara lainnya. Entah apa yang menyebabkan pihak MetroTV dan tvOne ini tempat duduknya diapit dua orang pembicara lain. Apakah ini adalah setingan penyelenggara diskusi atau karena keinginan mereka masing-masing.
Tapi yang jelas, hubungan kedua televisi yang berbeda pemilik tersebut belakangan ini kurang harmonis, terutama setelah Pilpres 2014 silam. Sebab, pada saat kampanye Pilpres digelar, banyak kalangan yang menganggap pemberitaan MetroTV lebih menguntungkan Jokowi sementara tvOne kepada Prabowo. Sebagai media yang konsen pada TV berita, kedua televisi ini memang berkompetensi secara profesional.
Terkait meteri disksusi, Suryopratomo mengatakan dirinya sedang berada di Yogyakarta saat mendengar berita tentang jatuhnya pesawat jurusan Surabaya-Singapura itu. Dia mengaku banyak mendapat komplain dari teman-teman dekatnya saat MetroTV menayangkan program Just Alvin dan Golden Mario Teguh.
"Kejadian 28 Desember 2014 (kecelakaan AirAsia) saya sedang dalam perjalanan mau ke Jogja. Di rumah saya lihat TV dengan berita adalah pesawat AirAsia Surabaya-Singapura. Tidak tau apa yang terjadi. Yang jelas pesawat itu hilang. Di jogja saya menerima banyak komplain," katanya.
Sementara Toto Suryanto mengaku sedang liburan ke Malang, Jawa Timur saat peristiwa pesawat AirAsia QZ8501 itu dikabarkan hilang. Dia menceritakan bahwa pihaknya selalu siaga pada hari-hari libur, semisal Sabtu dan Minggu karena seingat dia peristiwa besar selalu terjadi pada saat hari libur kerja.
"Musibah itu tidak penah terjadi dihari kita siaga, tapi dihari kita lengah seperti Tsunami di Aceh, Gempa Bumi di Jogja, Jawa Barat, dan Padang," katanya.
Sejumlah peristiwa besar yang terjadi diluar hari siaga tersebut menjadi catatan tersendiri bagi newsroom tvOne untuk lebih waspada. Sebab, dia mengaku kesulitan mengumpulkan tim untuk mendapatkan berita-berita besar ketika hari libur.
"Catatan kami pada hari Sabtu dan Minggu penuh ke siagaan. Belum lagi ada yang cuti jadi orang berkurang," kata dia sembari mengatakan bahwa peristiwa besar seperti yang dialami pesawat AirAsia QZ8501 cukup menarik untuk diberitakan. (HUR)
Bagikan
Berita Terkait
Bisnis Kasino Harus Dilokalisasi dan Dikenakan Pajak Menurut Guru Besar UI

Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998

Akhirnya, Jasad Wartawan Metro TV Korban Ledakan Speedboat Basarnas Ditemukan Setelah 7 Hari

Isu Impunitas dan Kontroversi Undang-undang Kejaksaan Disinggung saat Diskusi Hukum IPRI

Koalisi Perempuan Pembela HAM Soroti Isu Solidaritas di ASEAN

Karni Ilyas: Kru TvOne Korban Tabrakan Tol Pemalang Mati Syahid

2 ‘Hantu’ bagi Pengendara, Diduga Jadi Sebab Sopir Truk yang Tabrak Mobil TVOne

Mobil TV One Kecelakaan di Tol Pemalang, Polisi Ungkap Identitas para Korban

RK Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya 3 Kru TvOne di Pemalang

Truk Tabrak Tim Investigasi TvOne di Bahu Tol Pemalang karena Hindari Mobil Oleng
