ITB Rancang Kios Pintar untuk Bantu Lansia


Kios Pintar 'KitaBelajar' hadir sebagai bentuk Self-Service Technology (SST) untuk membantu lansia dalam belajar mandiri. (Facebook@Institut Teknologi Bandung)
PENDIDIKAN dinilai mampu meningkatkan kualitas hidup para lansia. Maka dari itu, Kios Pintar KitaBelajar hadir sebagai bentuk Self-Service Technology (SST) untuk membantu lansia dalam belajar mandiri.
Kios Pintar KitaBelajar merupakan hasil rancangan Yassierli bersama dua mahasiswa Teknik Industri ITB. Kios pintar ini dihibahkan untuk Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat di Kabupaten Semarang.
Baca Juga:
Kolaborasi Bareng SOS Children's Village, Donasi 'A Cup for A Dream' Capai Rp 65 juta

Ide perancangannya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kelompok lansia di Indonesia akan mencapai 20 persen dari total populasi penduduk pada tahun 2045.
Dalam gelar wicara Karsa Loka Vol. 29, Prof. Yassierli bercerita tentang Kios Pintar Lansia untuk Peningkatan Quality of Life Komunitas Lansia pada Jumat (28/7/2023). Prof. Yassierli adalah Guru Besar dari KK Ergonomi, Rekayasa Kerja, dan Keselataman Kerja Fakultas Teknik Industri.
Desain ini disesuaikan dengan karakteristik lansia berdasarkan prinsip perancangan ergonomis. Penilaian karakter lansia diukur dari kemampuan maupun keterbatasan fisik, psikologis, kognitif, motorik, dan lain lain.
Spesifikasi karakteristik ini digunakan untuk membedakan kebutuhan lansia dengan kelompok pengguna lain melalui proses perancangan yang memperhatikan pengguna atau User-Centered Design (UCD). Harapannya, desain kios yang tercipta akan mampu menjadi fasilitas belajar yang nyaman bagi lansia untuk mengisi waktu luang mereka.
“Dari segi antropometri dan dimensi sudah kami coba yang paling pas untuk mereka; ketinggian, jarak pandang, ukuran huruf, jangkauan, dan seterusnya, kami perhatikan itu. Modul-modul tampilannya seperti apa, background warna, font, pilihan kata, hingga interaksi di dalamnya juga sudah disesuaikan,” jelas Yassierli, dikutip Selasa (8/8).
Baca Juga:

Menurut Yassierli, perbedaan karakteristik lansia dengan kelompok usia lain menjadi tantangan utama dalam mewujudkan desain kios pintar ini. Selain itu mayoritas lansia yang tidak familiar terhadap teknologi kerap kali mengalami technology anxiety sehingga berpotensi membuat kios pintar ini kurang diminati.
Oleh karena itu, perancangan sistem Kios Pintar KitaBelajar diarahkan ke dalam bentuk gamifikasi yang interaktif dan menyenangkan untuk menurunkan kecemasan teknologi bagi para lansia.
Melalui gamifikasi, kegiatan belajar lansia dikemas dalam suatu konsep gim dengan adanya level dan progress, tantangan harian, dan pemberian hadiah dalam bentuk poin.
Poin yang telah terkumpul nantinya dapat ditukarkan oleh pengguna menjadi uang sedekah untuk pihak yang lebih membutuhkan. Konsep seperti ini diharapkan semakin memotivasi para lansia untuk belajar sambil beribadah menggunakan Kios Pintar KitaBelajar.
“Kombinasi teks dan video dalam gamifikasi sudah dicek dan dilakukan testing. Hasilnya kepuasan dari pengguna sudah baik dan skala keterlibatan pengguna meningkat dengan adanya gamifikasi,” ungkap Yassierli. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Super Awet! Huawei Watch GT 6 Series Mampu Bertahan hingga 21 Hari

Huawei Watch GT 6 Series Rilis di Indonesia, Smartwatch Premium dengan Fitur Kelas Atas

Apple Hadapi Investigasi di Prancis, Siri Diduga Rekam Suara Pengguna Tanpa Izin

OPPO Find X9 Ultra Bisa Jadi HP Flagship Pertama dengan Kamera Telefoto Periskop Ganda

OPPO A6 Pro Jago dengan Kapasitas Baterai Besar 7000 mAh, Tahan Lama Bahkan Bisa Jadi Power Bank Darurat

Ukuran Baterai Vivo X300 dan X300 Pro Terungkap, Kapasitasnya Besar!

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur 16 Oktober

S25 Edge Gagal Total, Samsung Bakal Hadirkan Model Plus di Galaxy S26 Series

Baru Meluncur di Pasaran, Xiaomi 17 Series Tembus 1 Juta Penjualan dalam Sehari

Uji kamera Xiaomi 17 Pro Max, iPhone 17 Pro Max, dan Samsung Galaxy S25 Ultra: Mana yang Lebih Baik?
