Israel Berniat Menguasai Seluruh Gaza, PBB Peringatkan Konsekuensi Bencana
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (ANTARA/AA)
MERAHPUTIH.COM — PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Israel berniat mengambil alih seluruh Jalur Gaza. Namun, peringatan mengenai konsekuensi rencana ini datang dari berbagai pihak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berniat mengambil alih seluruh Jalur Gaza, menjelang pertemuan penting saat para menteri sedang memutuskan apakah akan mendukung langkah tersebut. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News.
?"Kami berniat demikian untuk memastikan keamanan kami, menyingkirkan Hamas, membebaskan penduduk dari Hamas, dan menyerahkan pemerintahan sipil kepada pihak yang bukan Hamas atau siapa pun yang mendukung kehancuran Israel,” kata Netanyahu.
Media Israel melaporkan Netanyahu melihat pengambilalihan Gaza sebagai satu-satunya cara untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera yang masih ditahan, setelah kegagalan perundingan gencatan senjata. Namun, laporan itu juga menyebut kepala militer dan beberapa menteri tidak sepakat dengan rencana tersebut.
Menurut media Israel, puluhan ribu tentara Israel akan diperlukan untuk melaksanakan pengambilalihan tersebut. Rencana awal dilaporkan berfokus pada penguasaan penuh atas Kota Gaza dan relokasi sekitar satu juta penduduknya ke wilayah selatan. Pasukan juga akan mengambil alih kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah dan wilayah-wilayah yang diyakini menjadi lokasi penyanderaan. Fase kedua operasi militer direncanakan akan dimulai beberapa minggu kemudian, seiring dengan peningkatan bantuan kemanusiaan.
Baca juga:
Peringatan dari Berbagai Pihak
Hamas merespons pernyataan ini dengan memperingatkan bahwa rencana tersebut menunjukkan Netanyahu siap mengorbankan para sandera Israel yang tersisa di Gaza demi kepentingan pribadinya.
Dalam pernyataan Kamis (7/8) malam, dikutip BBC, Hamas mengatakan Netanyahu terus menjalankan pendekatan genosida dan pengusiran. Kelompok perlawanan Palestina itu juga mengatakan tindakan Netanyahu akan merupakan pembatalan yang jelas terhadap jalur negosiasi dan secara gamblang menunjukkan motif sebenarnya di balik penarikannya dari putaran akhir.
Sementara itu, PBB memperingatkan bahwa pengambilalihan militer sepenuhnya akan menimbulkan konsekuensi bencana’ bagi warga sipil Palestina dan sandera Israel. Duta Besar Inggris untuk Israel menyatakan bahwa langkah itu akan menjadi kesalahan besar.
Namun, Duta Besar AS Mike Huckabee mengatakan keputusan untuk mencaplok Gaza sepenuhnya ada di tangan Israel. Ia menambahkan, warga Palestina tidak seharusnya dipaksa keluar.
Militer Israel saat ini menguasai sekitar tiga perempat wilayah Gaza. Mayoritas penduduk Gaza telah mengungsi akibat perang, dan lebih banyak lagi yang akan kehilangan tempat tinggal jika tentara Israel mengambil alih wilayah yang tersisa.(dwi)
Baca juga:
2 Ribu Warga Gaza Akan Ditempatkan di Pulau Galang, Bersifat Evakuasi dan Dipulangkan jika Sembuh
Bagikan
Berita Terkait
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Israel Serbu Kantor PBB untuk Pengungsi Palestina, Staf Internasional Dipaksa Pergi
8 Negara Muslim Termasuk Indonesia Desak Israel Buka Gerbang Rafah 2 Arah
Presiden Lebanon Utamakan Bahasa Negosiasi Ketimbang Perang Hadapi Israel
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
Israel 591 Kali Langgar Gencatan Senjata Sejak 10 Oktober, Tewaskan 357 Warga Palestina
Paus Leo Serukan Pembentukan Negara Palestina sebagai Jalan Damai
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Resmi Tetapkan Pulau Galang Riau untuk Dijadikan ‘Rumah Sementara’ Rakyat Gaza Palestina yang Jadi Korban Perang
DPR Sebut Mengirim TNI ke Gaza Tanpa Jaminan Kesejahteraan Keluarga yang Ditinggalkan Merupakan Keputusan Zolim
'Jacir's Palestine 36' Resmi Jadi Utusan Palestina, Berkompetisi di Film Fitur Internasional di Oscar 2026