ISIS Sandera Warga Jepang


foto seorang sandra jepang (sumber foto: news.asiaone.com)
MerahPutih Internasional - Kelompok bersenjata Negara Islam, yang memegang sejumlah bagian wilayah di Irak dan Suriah mengeluarkan video online pada 20 Januari dengan tujuan untuk menunjukkan dua orang sandera asal Jepang dan menuntut uang tebusan US $ 200 juta atau sekitar Rp 2 triliun dari pemerintah Jepang untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Sebuah pisau terhunus ke arah sosok berpakaian hitam, berdiri di daerah gurun bersama dengan dua laki-laki berlutut memakai pakaian oranye dan mengatakan bahwa masyarakat Jepang memiliki 72 jam untuk menekan pemerintah mereka agar menghentikan tindakan yang di nilai "bodoh" karena berkoalisi dengan pimpinan AS melancarkan kampanye militer melawan Negara Islam.
"Pisau ini akan menjadi mimpi buruk," ucap sosok berpakaian hitam dalam bahasa Inggris.
Di Tokyo, juru bicara kementerian luar negeri Jepang mengatakan, "Kami menyadari saat ini tidak ada yang bisa kita katakan".
Pada kunjungan ke Kairo 17 Januari lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji memberikan bantuan non-militer sekitar Rp 2 triliun bagi negara-negara yang dapat memerangi Negara Islam.
Follow Twitter Kami di @MerahPutihCom
Like Juga Fanpage Kami di MerahPutihCom
Berita Lainnya :
Bagikan
Berita Terkait
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88, Diduga Sebarkan Propaganda ISIS dan Ajakan Teror

Sheriff Las Vegas Tepis Ledakan Tesla Cybertruck Dekat Hotel Trump Terkait ISIS

Densus Temukan Simbol ISIS di Rumah Salah Satu Pengancam Paus Fransiskus

2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jakbar Sudah Siapkan Bahan Peledak

Terdeteksi Kibarkan Bendera ISIS di Medsos, 2 Terduga Teroris Dicokok di Jakbar

Teroris Remaja Malang Baiat Online ke ISIS Lewat Aplikasi Medsos

Remaja Terduga Teroris Malang Rajin Menabung Buat Beli Bahan Peledak

Pemerintah Indonesia Kutuk Serang Teror di Rusia saat Ramadan

Pemimpin ISIS Tewas Ledakkan Diri Sebelum Ditangkap Intelijen Turki
