Ini Pesan Imam Besar Masjid Istiglal Jelang Idul Fitri


Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar M.A (Foto: kemenag.go.id)
Paham radikalisme dan terorisme adalah momok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Apalagi ancaman terorisme itu saat ini benar-benar nyata dengan keberadaan kelompok militan ISIS. Bahkan tidak hanya di Suriah dan Irak, kini ISIS telah melebarkan sayap ke Filipina Selatan.
"Dengan Idul Fitri inilah kita kembali sucikan diri pengaruh radikalisme dan terorisme dengan kembali ke Islam yang rahmatan lil alamin. Dengan Idul Fitri ini kita tingkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa demi keutuhan NKRI," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, MA di sela-sela FGD Aplikasi Getar Media di Jakarta, kemarin.
Menurut Kiai Nasarudin, untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dari radikalisme dan terorisme adalah dengan memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam dan Pancasila. Ia optimistis bila Islam dan Pancasila semakin mengakar kuat, maka Indonesia pun akan kokoh dari berbagai macam gangguan.
"Idul Fitri itu saling memaafkan dan menjalin silaturahmi. Jadi ini momentum untuk mengejawantahkan nilai dari Islam dan Pancasila itu sendiri," imbuh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.
Ia menilai, Islam dan Pancasila adalah sesuatu yang kompatibel. Islam adalah ajaran universal sedangkan Pancasila adalah kearifan lokal. Islam tidak mengatur A-Z akan tetapi Islam mengatur cover-nya atau dasarnya, sedangkan aksesorisnya dan keindahannyadiserahkan oleh kearifan lokal yaitu Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Islam dan Pancasila seperti mata uang tapi memiliki sisi yang berbeda. Keduanya berfungsi karena apabila salah satu sisinya hilang, maka uang tersebut tidak dapat dipergunakan. Jadi sisi tersebut bisa saling melengkapi dan menyempurnakan," terang mantan Wakil Menteri Agama RI ini.
Salah satu hasil kolaborasi Islam dan Pancasila itu adalah toleransi. Kiai Nasarudin memaparkan bahwa toleransi itu membutuhkan kelapangan dada dalam memahami perbedaan. Ia optimis bisa bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai ini, kedepan bangsa Indonesia akan semakin besar. Dan itu harus dimulai dari individu masing-masing.
"Untuk membuat orang lain baik kita harus memulai dari diri kita dulu. Di ibarat kan seperti guru, seorang guru tidak akan bisa memintarkan anak didiknya apabila dirinya sendiri belum menjadi manusia yang pintar. Jadi marilah kita jadikan Idul Fitri tahun ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dalam menghadapi paham-paham kekekerasan dengan nilai-nilai kesucian yang diajarkan Islam," pungkas Kiai Nasarudin Umar.
Bagikan
Berita Terkait
Menag Ingatkan Tidak Gampang Jadi Seorang Guru, Harus Suci di Langit dan Bumi

Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

Ojol yang Tewas Dilindas Mobil Rantis Brimob Didoakan Wafat Sebagai Syuhada

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

Menag Janji Laporan Kasus Intoleransi Segera Ditangani Kurang dari 24 Jam

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Menteri Agama Buka Alasan Keluarga Tolak Suryadharma Ali Dimakamkan di TMP Kalibata
