Ini Cara Kelenteng di Ciampea Hormati Karuhun Sunda

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 03 Maret 2018
Ini Cara Kelenteng di Ciampea Hormati Karuhun Sunda

Hok Tek Bio, Ciampea, Bogor. (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)

Ukuran:
14
Audio:

MERUPAKAN sesuatu yang lazim jika setiap kelenteng dipenuhi dengan altar dewa-dewi mitologi ajaran Tridharma (Taoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme). Namun, lain halnya dengan Hok Tek Bio, Ciampea, Bogor.

Demi menghormati leluhur masyarakat Sunda, para keturunan Tionghoa di daerah tersebut, selain memajang dewa-dewi mitologi mereka, pun membangun sebuah altar karuhun masyarakat lokal, Raden Suryakencana.

BACA JUGA: Kelenteng, Benteng Kerukunan dan Persatuan Umat Beragama

Salah seorang pengurus kelenteng, Tan Ta Yang mengatakan, dengan dibangunnya ruang altar Raden Suryakencana, etnis Tionghoa menunjukkan betapa asimilasi budaya telah terjadi di dalam kelenteng tersebut.

"Di sini, etnis Tionghoa menghargai dan menghormati apa yang masyarakat setempat percayai. Tidak menghilangkan apa yang mereka yakini," kata Tan di Hok Tek Bio, Jalan Letnan Sukarna, Pasar Ciampea, Ciampea, Bogor, Jumat (2/3).

BACA JUGA: Hok Tek Bio Ciampea, Pagar Kerukunan Tionghoa dan Masyarakat Sunda

Raden Suryakencana, kata Tan, juga merupakan pengejawantahan daripada kerukunan. "Berdasarkan proses asimilasi tersebut, intinya adalah untuk menciptakan kerukunan umat beragama di daerah Ciampea, Bogor," katanya.

Dari hal itu pula, ucapnya, sedari dulu hingga sekarang tidak pernah terjadi sedikit pun pergolakan antarsesama umat beragama. "Intinya, kami juga harus menghargai apa yang mereka yakini. Dalam urusan budaya, semua berbaur menjadi satu," ucapnya.

Altar karuhun Sunda Raden Suryakencana di Hok Tek Bio, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. (MP/Noer Ardiansjah)

Selain altar karuhun Raden Suryakencana, di kelenteng tersebut juga disediakan beberapa altar lainnya seperti dewa yang utama Hok Teng Ceng Sin (Dewa Bumi), altar Kwang Kong (Jenderal Perang yang dipercaya untuk menjaga dan melindungi), Dewi Kwan Im Po Sat (patung Dewi Welas Asih), Sam Po Hud (Buddha), Dewa Cao Kung Kong (Dewa Dapur), dan lain sebagainya.

"Hok Tek Ceng Sin merupakan Tuan Rumah kelenteng ini, diapit oleh Kwan Kong sebagai Dewa Perang, dan Dewi Kwan Im Po Sat (Dewi Kwan Im, Dewi Welas Asih). Di ruangan lain, masih ada beberapa altar berbeda yang bisa kita lihat," katanya. (*)

#Kelenteng Hok Tek Bio #Tionghoa #Suku Sunda
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Berita Foto
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Umat membagikan makanan untuk buka puasa bagi umat muslim di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
Berita Foto
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Warga Etnis Tionghoa memilih berbagai pernak-pernik Imlek di Kawasan Pecinan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (20/1/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Januari 2025
Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025
Indonesia
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), menerima masukan dari Komunitas Tionghoa terkait gedung Chinese Opera
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian
Indonesia
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
Ridwan Kamil (RK) atau Bang Emil blusukan di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (23/10).
Frengky Aruan - Rabu, 23 Oktober 2024
Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China
ShowBiz
The Panturas Rilis Single Terbaru 'Lasut Nyanggut', Kisahkan Kegagalan dari Folklor Sunda
Kisah di dalamnya pun diambil dari sebuah folk yang cukup populer di tanah sunda.
Mula Akmal - Minggu, 06 Oktober 2024
The Panturas Rilis Single Terbaru 'Lasut Nyanggut', Kisahkan Kegagalan dari Folklor Sunda
Lifestyle
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa memiliki sejumlah nilai filosofis yang kaya, dan salah satunya adalah keyakinan terhadap angka 8.
Pradia Eggi - Rabu, 24 Januari 2024
Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
Indonesia
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Beberapa kegiatan, di antaranya karnaval, bazar kuliner, dan panggung hiburan dan grebeg Sudiro sendiri merupakan bagian dari perayaan Imlek di Solo.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Januari 2024
Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
Tradisi
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Wujud nyata melestarikan kekayaan seni dan budaya Cirebon.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 04 Februari 2023
Akulturasi Budaya Cirebon dan Tionghoa dalam Festival Pecinan Cirebon
Indonesia
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
PITI menggelar audiensi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada Rabu (25/1).
Zulfikar Sy - Rabu, 25 Januari 2023
PITI Kunjungi MUI Pusat demi Kolaborasi Tuntaskan Masalah Keumatan dan Kebangsaan
Indonesia
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Pengurus Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) masa bakti 2022-2027 mengunjungi Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, untuk menggelar silaturahmi pada Rabu, 18 Januari 2023.
Mula Akmal - Rabu, 18 Januari 2023
PITI Kunjungi Muhammadiyah Kuatkan Sinergi Demi Merawat Harmonisasi Bangsa
Bagikan