Ini Alasan Mengapa Tidak Boleh Mengonsumsi Vitamin C Berlebihan


Jangan mengonsumsi vitamin C secara berlebihan (Foto: pixabay/stevepb)
VITAMIN C mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Namun Vitamin C tidak boleh dikonsumsi secara belebihan, karena bisa berisiko menimbulkan penyakit batu ginjal.
Ini dipaparkan oleh Medical Senior Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi pada siaran pers yang dikutip dari laman Antara.
Baca Juga:

Dokter Helmin Agustina menyarankan, bahwa vitamin C harus dikonsumsi sesuai dengan aturan pakai, atau dosis yang tercantum pada kemasan produk.
"Vitamin C adalah salah satu vitamin yang larut dalam air, artinya akan diabsorbsi dalam tubuh kita, dan kalau sisa akan dibuang. Tapi ada vitamin C terbaru, dengan tambahan asam askorbat, bioflavonoid, dan asam lemak," jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Helmin menuturkan, bahwa tidak semua vitamin C yang terserap dalam tubuh akan dibuang lewat urin. Karena itu, mengonsumsi vitamin C tidak perlu terus-menerus.
"Tubuh kita kan kebanyakan selnya ada lemaknya. Jadi sesuatu kalau ada fat-nya akan terserap dan diikat oleh lemaknya. Kalau vitamin C ini, karena tertahan dalam tubuh kita, maka tidak perlu khawatir, selanjutnya enggak perlu langsung minum lagi dan lagi," tambanya.
Bicara soal vitamin C, PT Kable Farma Tbk belum lama ini merilis produk vitamin C yang memiliki kandungan asam askorbat, bioflavonoid, serta asam lemak H2 Pureway C Plus.
Baca Juga:

Henrietta Chrissel, Brand Manager H2 Health and Happiness menjelaskan, H2 Pureway C Plus merupakan kombinasi dari Purewway C, zinc, vitamin D3, Vitamin E dan selenium.
Menurut Chrissel, selenium memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dari mulai menangkal radikal bebas, hingga menurunkan risiko infeksi. Jadi, keseluruhan komposisinya bekerja sama untuk menjaga daya tahan tubuh secara optimal.
"Salah satu keunggulan Pureway C itu less acidic. Maka, bisa dikonsumsi oleh Sahabat Kalbe yang memiliki gangguan maag, GERD, atau gangguan lain yang berkaitan dengan lambung, tanpa merasa mual. Karena biasanya, orang dengan penyakit GERD akan merasa mual kalau mengonsumsi vitamin C. Itu enggak enak banget karena seharian beraktivitas terganggu," jelas Chrissel.
Sementara menurut dr. Helmin, secara umum selenium sudah dikenal sebagai antioksidan "Apalagi kita sedang berada di kondisi menakutkan yang memicu berbagai penyakit. Dengan adanya selenium dan vitamin D, kita butuh untuk lebih percaya diri beraktivitas di tengah pandemi, apalagi saat puasa," kujar dr. Helmin.
H2 Pureway C Plus snediri baik dikonsumsi selama puasa, khususnya setelah sahur, guna memperkuat daya tahan tubuh menjalankan satu hari tanpa makan. Vitamin C tersebut pun aman dikonsumsi oleh masyarakat yang menderita gangguan lambung, hingga pasien GERD. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
