Inggris Resmi Tinggalkan Uni Eropa, Cek Fakta-Fakta Seputar 'Brexit Day'


Semua informasi seputar Brexit yang harus kamu ketahui. (Foto: European Parliament)
JUMAT 31 Januari 2020, Inggris resmi berpisah dengan Uni Eropa setelah menjadi anggota perkumpulan negara-negara di Eropa tersebut selama 47 tahun. Momen bersejarah ini ditandai dengan perayaan oleh masyarakat yang telah menantikan keputusan ini sejak lama, serta demo yang dilakukan oleh para anti-Brexit.
Baca juga:
4 Aturan Unik yang Wajib Diikuti Anak dari Keluarga Kerajaan Inggris
Dilansir dari BBC, hasil pemungutan suara masyarakat Inggris di bulan Juni 2016 menyimpulkan bahwa 52% masyarakat Inggris menginginkan negaranya untuk meninggalkan Uni Eropa. Para suporter Brexit ini berkumpul di depan gedung parlemen Inggris sambil mengibarkan bendera Inggris diikuti dengan simulasi denting jam Big Ben sebanyak 11 kali.
Jika kamu belum familiar dengan peristiwa ini, yuk ketahui beberapa informasi dan fakta seputar peristiwa Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Apa itu Uni Eropa?

Dilansir dari BBC, Uni Eropa atau European Union (EU) adalah persatuan politik dan ekonomi yang terdiri dari 28 negara anggota yang sebagian besar terletak di Eropa.
Persatuan ini memungkinkan para anggota negara mereka untuk memiliki hubungan perdagangan yang baik antar negara dan bisa lebih mudah untuk mendistribusikan barang tanpa ada pengecekan dan biaya tambahan.
EU juga mendukung mobilisasi penduduk gratis yaitu dengan membolehkan masyarakat untuk tinggal dan bekerja di negara manapun mereka inginkan.
Baca juga:
Apa itu Brexit?

Brexit merupakan singkatan dari British Exit, yang merujuk kepada negara Inggris meninggalkan Uni Eropa. Dilansir dari BBC, hasil pemungutan suara yang diselenggarakan pada Juni 2016 menunjukkan bahwa 17,4 juta atau 52% masyarakat Inggris memilih negaranya untuk keluar dari EU.
Apa yang akan terjadi setelah Brexit Day?

Setelah peresmian keluarnya Inggris dari EU atau yang disebut juga sebagai peristiwa Brexit Day (31 Januari 2020), masih akan diikuti beberapa negosiasi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dibicarakan.
Sampai sebelas bulan kedepan tertanggal 31 Desember 2020, Negara Inggris sepakat untuk masih mengikuti seluruh aturan dari EU dan hubungan perdagangan serta ekspor impor masih tetap sama. Periode sebelas bulan ini disebut juga sebagai transition period atau periode transisi.
Periode transisi ini dimaksudkan untuk memberikan kedua belah pihak waktu untuk bernapas sementara perjanjian perdagangan bebas sedang dinegosiasikan. Jika negosiasi yang ditawarkan tidak disetujui oleh Inggris, maka negara Inggris harus berdagang tanpa ada kesepakatan, yang berarti memungkinkan terjadinya hambatan perdagangan, termasuk pajak untuk barang yang diimpor. (shn)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban

Indonesia Menang Sengketa Biodiesel Lawan Uni Eropa

UE Rilis Visa Schengen untuk WNI, Waka Komisi VII DPR: Perluas Pasar Produk RI di Eropa

Nonton Oasis dari Ketinggian Stadion Wembley, Seorang Fan Terjatuh dan Meninggal Dunia

Indonesia Minta Tidak Ada Syarat Atas Pengakuan Palestina Jadi Negara Berdaulat

Inggris Ancam Israel Bakal Akui Negara Palestina, Jika Krisis Kemanusia Berlanjut

Jelang Pemakaman, Jenazah Ozzy Osbourne akan Dibawa Melewati Kota Birmingham

Kesepakatan IEU-CEPA Tandai Era Baru Kemitraan Strategis Indonesia dan Uni Eropa

Apa Itu Visa Cascade yang Bikin Orang Indonesia Bisa Bebas ke Eropa Berulang Kali hingga Syarat Mendapatkannya

CEPA Tuntas, Prabowo Buka Jalan Produk Indonesia Masuk Pasar Uni Eropa
