Inflasi Meningkat, BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) bersama jajarannya dalam Pengumuman Hasil RDG April 2023 di Jakarta, Selasa (18/04/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
MerahPutih.com - Bank Indonesia melalui RDG BI pada 20-21 Februari 2024 menetapkan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap sebesar 6 persen.
Suku bunga deposit facility juga tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility tetap dipertahankan di level 6,75 persen.
Baca juga:
Sembako Murah PJLP Upaya DKI Kendalikan Inflasi Jelang Puasa
"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2).
Keputusan tersebut diklaim mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan Bank Indonesia (BI) akan menahan kembali BI-Rate di level 6 persen karena inflasi domestik berpotensi meningkat.
"Kami melihat BI masih akan menahan BI rate di level 6 persen karena adanya potensi inflasi yang meningkat karena naiknya harga pangan menjelang puasa dan Lebaran," kata Reny kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan, saat ini inflasi kemungkinan akan naik di tengah momentum bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2024. Inflasi diperkirakan bergerak ke sekitar 2,7 persen sampai 2,9 persen secara year on year (yoy).
BI kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 19-20 Maret 2024.
Selain itu, volatilitas rupiah juga masih tinggi karena adanya tekanan eksternal dari potensi penundaan penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
"Pelaku pasar cenderung menantikan dan mencermati hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) atau Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini terkait kepastian arah suku bunga The Fed," katanya. (*)
Baca juga:
Inflasi Jakarta pada Februari 2,12 Persen, BI DKI: Masih Terkendali
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Cadangan Devisa Indonesia Cukup Buat 6 Bulan Ekspor
Warga Makin Mudah Lakukan Pembayaran Digital, Transfer Capai Rp 25 Kuadriliun
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah