Indonesia Resmi Gabung BRICS Kata Kementerian Luar Negeri Brasil, China Sambut Hangat dan Berharap Kemitraan Lebih Dekat


Awalnya, BRICS terdiri dari lima negara: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. (Foto: YouTube/Al Jazeera English)
MerahPutih.com - Indonesia, negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan populasi terbesar keempat di dunia, kini resmi menjadi anggota terbaru BRICS. Demikian diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Brasil pada Senin (6/1).
Tahun ini, Brasil memegang kepemimpinan BRICS, sebuah kelompok yang terdiri dari negara-negara dengan ekonomi yang sedang berkembang pesat di dunia.
Awalnya, BRICS terdiri dari lima negara: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Nama BRICS sendiri berasal dari huruf awal setiap negara anggota.
Kelompok ini dibentuk untuk menciptakan alternatif terhadap lembaga-lembaga internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat, seperti IMF dan Bank Dunia. BRICS bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan sosial di antara anggotanya serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Baca juga:
"Indonesia berbagi dukungan dengan anggota lain untuk reformasi lembaga tata kelola global dan berkontribusi positif demi penguatan kerja sama di Global South, isu prioritas bagi kepresidenan Brasil di BRICS," kata kementerian tersebut, seperti dikutip reuters.com (6/1).
Dengan PDB sekitar USD 1,4 triliun, populasi lebih dari 280 juta, dan pertumbuhan ekonomi tahunan melebihi 5 persen dalam dekade terakhir, Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar berkembang paling dinamis di dunia.
Indonesia adalah negara pertama yang bergabung sebagai anggota penuh sejak BRICS membuka diri untuk ekspansi selama pertemuan puncaknya pada 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Di bawah kepemimpinan Rusia tahun lalu, BRICS memperkenalkan kategori "negara mitra", yang terdiri dari 11 negara, seperti Bolivia, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, dan Vietnam.
Indonesia telah menyatakan minatnya untuk menjadi anggota penuh pada 2023, tetapi masuknya tertunda karena pemilu 2024.
Menurut juru bicara pemerintah Brasil, prosesnya dilanjutkan setelah pemerintahan baru Indonesia dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024.
Baca juga:
Legislator DPR Prediksi Ekonomi Indonesia Makin ‘Gacor’ Jika Gabung BRICS
"Negara-negara BRICS, secara aklamasi, menyetujui masuknya Indonesia ke kelompok ini, sesuai dengan prinsip panduan, kriteria, dan prosedur untuk memperluas kerangka keanggotaan yang disepakati di Johannesburg," kata Kementerian Luar Negeri Brasil, seperti dikutip smcp.com.
Kementerian Luar Negeri China juga menyambut baik bergabungnya Indonesia dengan mengatakan, "sejalan dengan kepentingan bersama negara-negara anggota BRICS dan Global South."
"Keanggotaan resmi Indonesia ... diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan mekanisme BRICS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Beijing juga mengatakan siap bekerja sama dengan Jakarta dan anggota lainnya untuk membina kemitraan yang "lebih komprehensif, dekat, pragmatis, dan inklusif". (dru)
Baca juga:
Indonesia Berpeluang Gabung BRICS, Posisi Tawar Negara Berkembang akan Makin Kuat
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Dorong Kerja Sama Pengembalian Aset Kejahatan Lintas Negara, Kejaksaan RI Ingatkan Anggota BRICS Saling Menghormati Urusan Hukum Masing-masing

Kehadiran Prabowo di KTT BRICS 2025 Dinilai Mempertegas Komitmen Non-Blok dan Memperkuat Pengaruh Global

Indonesia ‘Dimusuhi’ AS karena Gabung ke BRICS, Istana: Kami Sudah Tau Konsekuensinya

Trump Ancam Tarif Tambahan ke Negara BRICS, DPR: Jangan Ganggu Prinsip Non-Blok

Prabowo Perdana Hadiri KTT BRICS, Letkol Teddy Sebut Presiden Ogah Cari Musuh

BRICS Kecam Ancaman Penaikan Tarif yang Dilontarkan Presiden AS Donald Trump

Trump Ancam Terapkan Tarif Baru bagi Negara Anggota BRICS yang Dukung Kebijakan Anti-Amerika

Apa Itu BRICS? Sejarah, Tujuan, dan Mengapa Indonesia Memutuskan Bergabung

KTT BRICS Yang Dihadiri Presiden Prabowo Hasilkan Deklarasi Rio, Desak Reformasi PBB
