Indonesia Punya Tiga Balapan Unggas Terunik di Dunia, Salah Satunya Dilepas di Laut


Pacu itiak Payakumbuh. (Foto: instagram@minangtourism)
INDONESIA memiliki tiga balapan unggas unik. Keduanya berhasil melambungkan daerah tempat kegiatan itu berasal dan mengangkatnya sebagai destinasi wisata budaya yang terkenal.
Balapan unggas merupakan permainan rakyat dengan hewan jenis unggas yang diikutkan lomba. Selain sebagai hiburan masyarakat lokal, keunikan balap unggas juga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di mana saja balapan unggas tersebut?
1. Barapan ayam Sumbawa

Dikutip Arah Destinasi, Pulau Sumbawa punya tradisi permainan unik yang biasa disebut barapan ayam. Seperti halnya karapan sapi, ayam-ayam sudah mendapat pelatihan. Pemiliknya punya cara dan jadwal latihan agar ayam-ayam mereka yang berbakat ikut lomba, bisa terus meningkatkan kemampuan terbang.
Barapan ayam dilakukan di darat. Dua ekor ayam tampil bersama joki yang memagang tongkat sabut untuk menggiring ayam lari lurus hingga garis finis. Tidak mudah, karena ayam-ayam cenderung lari berpencar ke samping. Di sinilah keahlian joki terlihat.
2. Karapan ayam Madura

Balapan ayam di Madura dikenal dengan nama "karapan ayam". Sama seperti di Sumbawa, ayam pacu sudah mendapat pelatihan pemiliknya untuk turut dipertandingkan. Karapan ayam Pulau Madura tepatnya di Pantai Lombang, Desa Lombang, Sumenep. Biasanya dilangsungkan setiap hari Minggu.
Para pemilik ayam melepas ayam mereka sekitar 100 meter dari bibir pantai. Alhasil ayam yang sudah dilatih berlomba terbang menuju daratan. Ayam yang paling cepat mencapai garis finis menjadi pemenang. Dengan suara riuh, sebagian terbang hingga garis finis, sebagian lagi terpaksa harus berenang menuju tepian.
3. Pacu itiak Payakumbuh

Pacu Itiak bisa dijumpai di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Para pemilik itik memiliki jagoan masing-masing yang sudah dilatih terbang. Jadi jangan heran jika ada itik yang bisa terbang hingga 2 km.
Biasanya jarak pacu itik dibagi dalam beberapa kategori, 8.000 meter, 1.000 meter, 1.200 meter, 1.400 meter, dan 1.600 meter. Saat berlomba, pemilik itik memegang itik dengan kedua tangan tinggi-tinggi, kemudian melepas supaya terbang.
Lomba tradisional yang juga digemari wisatawan nusantara dan mancanegara ini mendapat perhatian pemerintah Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Di dua daerah itu ada gelanggang khusus untuk melakukan Pacu Itiak. Lomba besar-besaran biasanya diadakan setiap sepanjang bulan Juli, biasanya dua hari dalam sepekan. (zul)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Selain Penutupan Taman Nasional, Solusi Ini Cukup Efektif Tingkatkan Populasi Komodo
Bagikan
Berita Terkait
Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Makna Filosofi Tarian Anak Coki, yang Viral Mendunia Lewat Video Aura Farming

4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling

Monumen Kapal Lampulo, Saksi Bisu Dahsyathya Tsunami Aceh

5 Destinasi Wisata untuk Habiskan Pergantian Tahun di Sumatra Utara

3 Destinasi Sejuk Dalam Negeri untuk Liburan Akhir Tahun

Kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, Denda Buat Jingle untuk Labuan Bajo

Indonesia Emas 2045 Tak Akan Tercapai Tanpa Perubahan Budaya Ilmiah

IShowSpeed Belajar Kosakata 'Minggir Lo Miskin' di Yogyakarta
