Indonesia Menuju Kecerdasan Artificial

Indonesia siap menghadapai tantangan revolusi industri 4.0. (Foto: Pexels/Alex Knight)
SEIRING dengan tantangan revolusi industri 4.0, saat ini Indonesia telah memiliki dasar landasan Strategi Nasional Kecerdasan Artificial Tahun 2020-2045.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam baru-baru ini mengatakan landasan tersebut berfokus pada dua hal, yakni pengembangan ekosistem pembelajaran kecerdasan artifisial (AI Learning), dan ekosistem inovasi kecerdasan artifisial (AI Innovation).
Baca juga:
Belanja Semakin Efisien dengan Teknologi Artificial Intelligence
Landasan tersebut juga memprioritaskan di lima area, edukasi dan riset, kesehatan, mobilitas dan kota cerdas, keamanan pangan, serta reformasi birokrasi.
Merespon positif hal tersebut, UMG IdeaLab berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memuluskan tantangan revolusi industri 4.0 Tanah Air pada bidang AI Learning dan Innovation. Salah satunya melalui pendirian Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) yang terletak di Fakultas MIPA UI.

Tak hanya itu, AiCI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Universitas Indonesia (UI) juga berperan mengadakan pelatihan vokasi. Pelatihan tersebut untuk meningkatkan kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Center of Excellence negeri di bidang AI pada September lalu.
"Di AiCi, kami mengajarkan AI tidak hanya di jenjang perguruan tinggi, namun juga tingkat sekolah, bahkan ada kurikulum AI untuk tingkat Sekolah Dasar," papar Founder UMG IdeaLab Kiwi Aliwarga dalam rilis pers yang diterima merahputih.com.
Baca juga:
Pernyataan Kiwi mengenai langkanya SDM di bidang AI diamini oleh CEO Bahasa Kita Oskar Riandi. Selain kendala SDM, Oskar menambahkan data set sebagai kendala kecerdasan artifisial, bahkan di level perusahaan besar di Indonesia.
Bahasa Kita merupakan salah satu startup yang termasuk dalam ekosistem UMG IdeaLab di bidang pengembangan produk teknologi suara, bahasa, dan AI.
Inovasi unggulan Bahasa Kita di antaranya adalah sistem transkrip rapat dan percakapan telepon serta analisisnya, translasi ucapan dari satu bahasa ke bahasa lain, voice enabled smart assistant, dan untuk keperluan industri berupa voice inspection, acoustic inspection, hingga voice biometric.
"Kami juga fokus pada inovasi lokalisasi penggunaan bahasa di suatu daerah, dari dialek hingga bahasa serapan demi semakin memudahkan user dalam menggunakan teknologi kami," jelas Oskar.
Hingga saat ini, Bahasa Kita memiliki produk unggulan seperti Notula yang masuk di segmen transcription and analytic. Notula pernah digunakan sebagai alat transkrip otomatis pada momen debat capres 2019 lalu. (ikh)
Baca juga:
Teknologi Blockchain Bisa Cegah Surat Palsu, Hingga Membantu Pemilu
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
