Sains

Ilmuwan Konservasi Bawa Kembali Hewan yang Sudah Punah ke Alam

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 09 Maret 2022
Ilmuwan Konservasi Bawa Kembali Hewan yang Sudah Punah ke Alam

Sebelum melepasliarkan spesies, seperti berang-berang Eurasia, konservasionis mengevaluasi tingkat ancaman. (Foto: ptes.org)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

APA kesamaan serigala merah Carolina Utara, berang-berang Eurasia, dan kuda Przewalski? Semuanya punah, tapi kemudian semuanya kembali ke alam berkat program reintroduksi.

Ilmuwan konservasi menggunakan translokasi dan penangkaran untuk membangun kembali populasi hewan yang telah punah di alam liar, baik seluruhnya atau di daerah tertentu. Memperkenalkan kembali hewan yang punah ke alam liar, wilayah asalnya, dapat menjadi keuntungan ganda: membantu memulihkan ekosistem yang rusak, serta meningkatkan jumlah populasi.

Baca Juga:

10 Alasan Mengapa Kucing Adalah Hewan Peliharaan Terbaik Untukmu

hewan
Herbivora kuda Przewalski yang dilepasliarkan dapat membuat perubahan yang signifikan dengan relatif cepat. (Foto: Nature Picture Library)

Namun, melepaskan spesies di alam liar adalah tindakan penyeimbangan yang berbahaya. Reintroduksi sering memakan waktu bertahun-tahun dan melibatkan beberapa fase, kata Natasha Robinson, ahli ekologi di Australian National University dengan spesialisasi dalam satwa liar yang terancam punah.

Sebelum membawa kembali suatu spesies, para konservasionis harus mengevaluasi tingkat ancaman, baik dari dan ke hewan tersebut, dan peran yang dimainkannya dalam ekosistem, kata Robinson. Di tempat-tempat di mana populasi liar telah punah baru-baru ini, katanya, ada peluang keberhasilan yang lebih baik.

"Semakin sedikit waktu yang telah berlalu, semakin besar kemungkinan lingkungan itu sama seperti ketika spesies itu punah. Namun, kamu masih perlu membahas alasan mengapa dia punah di lingkungan itu sejak awal," dia menjelaskan.

Baca Juga:

5 Hewan yang Mempercantik Indonesia

hewan
Predator seperti serigala merah Carolina Utara, dilepasliarkan perlahan dan hati-hati. (Foto: Wolf Conservation Center)

Hewan yang dilepasliarkan dapat memberikan dampak positif pada alam, tetapi seberapa cepat hal ini terjadi tergantung pada jenis hewan dan seberapa rusak lingkungannya. Herbivora dapat membuat perubahan yang signifikan dengan relatif cepat, kata Robinson. Misalnya, bandicoot, marsupial kecil seperti tikus, menggali dan mendistribusikan kembali "beban bahan bakar" yang mudah terbakar seperti daun kering yang dapat mengurangi risiko kebakaran hutan, serta meningkatkan pergantian tanah dan meningkatkan pertumbuhan bibit.

Predator cenderung diperkenalkan kembali secara perlahan dan hati-hati. Sementara mereka dapat berguna untuk mengelola spesies hama, konservasionis harus memastikan mereka tidak berburu atau mengancam hewan rentan lainnya, kata Robinson.

Sebuah studi tahun 2020 menyoroti reintroduksi spesies sebagai salah satu cara paling efektif untuk menyelamatkan hewan yang terancam punah. Tanpa proyek ini, spesies seperti kuda Przewalski dan Guam rail hampir pasti akan punah di alam liar. Studi tersebut memperkirakan bahwa tindakan konservasi antara 1993 dan 2020 menyelamatkan hingga 48 spesies burung dan mamalia dari kepunahan, dan bahwa tingkat kepunahan akan tiga hingga empat kali lebih tinggi, selama periode itu, tanpa upaya-upaya tersebut. (aru)

Baca Juga:

Studi: Pemilik Hewan Peliharaan Punya Ingatan Lebih Baik

#Hewan #Hewan Langka #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Bagikan