[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Tak Berguna karena Bermutasi Jadi Varian Baru
Tangkapan layar soal vaksin COVID-19 tak berguna karena bermutasi jadi varian baru. (Foto: MP/Turnbackhoax.id)
MerahPutih.com - Beredar kembali di aplikasi percakapan narasi terkait vaksin COVID- 19 yang tidak berguna karena bermutasi menjadi ribuan virus COVID-19 baru.
NARASI:
Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya…….
Ya JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita.
Prof Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang.
Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi. Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang.
Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna? Ternyata inilah penyebabnya: Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19. …."
Baca Juga:
Polisi Tangkap Penyebar Hoaks dan Provokator Penganiayaan Ade Armando
FAKTA:
Setelah ditelusuri klaim tersebut merupakan hoaks lama yang beredar kembali. Mafindo telah membuat artikel bantahan terkait klaim tersebut dengan judul “[SALAH] “Vaksin COVID-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan COVID-19 baru di seluruh dunia””.
Artikel bantahan tersebut menjelaskan bahwa Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman Prof Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi COVID-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin selama mutasi dari virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.
Dikutip dari Republika.co.id , pernyataan Profesor Sutiman bukanlah tentang vaksin COVID-19 yang bermutasi, melainkan tentang corona yang bermutasi menjadi virus lokal yang berdampak pada sulitnya menemukan vaksin ataupun obat secara global.
Dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. saat diwawancarai Liputan6.com pada Rabu (2/6/2021) juga menjelaskan bahwa secara umum vaksin-vaksin COVID-19 yang ada sekarang masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru ada. Ada varian Alfa, Beta dan seterusnya.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: WhatsApp Bagikan Kuota 50 GB Selama 90 Hari
KESIMPULAN:
Klaim tersebut adalah hoaks lama beredar kembali (HLBK). Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman Prof Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi COVID-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin. (Knu)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Mahasiswa Berhasil Merangsek ke Gedung DPR
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS Atau FAKTA] : Menteri Purbaya Pekerjakan Hacker Susupi Mafia Penyimpan Uang Hasil Korupsi
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Minta Izin ke Rakyat untuk Menyewa Hacker Bobol Data Anggaran di DPR
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Sebut Sehebat Apapun Prabowo, Tetap Rusak Bila Sekelilingnya Orang-Orang Munafik yang Gila Jabatan
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua MPR Ahmad Muzani Baca Pantun Sebut Wakil Presiden Fufufafa
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Pastikan Koperasi Merah Putih Bisa Layani Pinjol
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Disuap, Presiden FIFA Cabut Kemenangan Irak, Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
[HOAKS atau FAKTA]: Terima Tawaran PSSI, Louis Van Gaal Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat