[Hoaks atau Fakta]: Rumah Sakit Penuh, Pasien COVID-19 Tinggal Konsumsi Berbagai Obat di Rumah
Tes COVID-19. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Beredar pesan berantai berisi informasi terkait resep obat-obatan yang dianjurkan bagi pasien COVID-19 dengan kondisi yang tidak terlalu parah karena semua rumah sakit khusus COVID-19 sudah penuh.
"Kalau ada yg kena covid tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, karena saat ini RS khusus covid semua penuh. Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:
Baca Juga:
Anies Buka Posko Pengaduan COVID-19 Tiap Kelurahan
Antibiotik:
azitromycin atau zitrothromax 500 mg diminum 10 hari
Antivirus:
fluvir 75
Anti batuk dan kluarin dahak:
fluimucil 200mg
Anti radang:
Dexamethasone 0,5
Turun panas:
Paracetamol, sanmol
jgn panik dan Stress.
Untuk jaga imun diatas 55 thn
Tetap hrs minum multi vitamin C 1000 mg .
D 5000 Iu .
E 400 Iu .
Zinc zat (besi )dan usahakan berjemur matahari pagi hari setidaknya 15 menit.
Lianghua sangat bagus untuk membantu meredakan gejala spt batuk dan sesak napas diminum 3×4 kapsul sehari”
Silahkan dishare ke semua yg membutuhkan semoga dapat membantu dan cepat sembuh”
FAKTA
Berdasarkan penelusuran Mafindo, pesan tersebut merupakan informasi menyesatkan yang sudah beredar sejak akhir 2020.
Melansir dari pemberitaan detik.com berjudul “Viral daftar obat untuk pasien COVID-19, ini pesan dokter paru” pada 29 Desember 2020, dijelaskan bahwa pemakaian obat tidak bisa sembarang tanpa resep dokter.
Dokter spesialis paru sekaligus Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K) mengatakan, pemberian obat, meski pada pasien tanpa gejala, tetap harus dalam pengawasan medis. Obat harus diberikan sesuai kondisi pasien untuk mengurangi risiko efek samping penggunaannya.
Dilansir dari pemberitaan kompas.com pada 30 Desember 2020 menyebutkan bahwa masyarakat tidak boleh mengonsumsi obat yang beredar di pesan berantai tersebut secara sembarangan.
Dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menyebutkan bahwa obat-obatan tersebut memiliki efek samping pada pengguna jika tidak dikonsultasikan kepada dokter.
Terdapat efek samping yang bisa ditimbulkan apabila mengonsumsi obat-obatan tersebut secara sembarangan seperti gangguan liver, ginjal.
KESIMPULAN
Pemberian obat pada orang yang sakit harus sesuai dengan pengawasan tenaga medis dan obat harus diberikan sesuai kondisi pasien agar mengurangi risiko efek samping dari mengonsumsi obat tersebut. Konten ini termasuk informasi menyesatkan. (Knu)
Baca Juga:
Waspada, Calon Penumpang KRL yang Reaktif COVID-19 Terus Bertambah
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Kesal Rapat DPR Bahas Bencana Alam Sudah Habiskan Anggaran Rp 20 Miliar
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Minta Pemda Pakai Uang Sendiri untuk Tangani Bencana Alam
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
[HOAKS atau FAKTA]: Terus Disinggung soal Kerusakan Alam Jadi Pemicu Bencana Alam di Sumatra, Menhut Raja Juli Antoni Akhirnya Mundur dari Jabatannya
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Sebut 95 Persen Kepala Desa Tidak Berguna, Jabatannya Layak Dihapuskan
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Minta Rakyat Patungan Beli Hutan untuk Cegah Bencana Alam Terjadi akibat Kerusakan Alam
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Sidak ke Bandara IMIP Morowali Temukan 3,5 Kilogram Emas Tengah Tertimbun
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
[HOAKS atau FAKTA ]: Menkeu Purbaya Usulkan Gaji Guru Setara Anggota DPR