Heboh Jenderal Purnawirawan Komisaris Wilmar di Sosmed

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 04 November 2015
Heboh Jenderal Purnawirawan Komisaris Wilmar di Sosmed

Capture akun Facebook Imam B Prasodjo (Foto: Facebook/Imam B. Prasodjo)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Peristiwa - Media sosial diramaikan dengan beredar sederet nama jenderal masuk dalam Dewan Komisaris di Wilmar Indonesia. Nama-nama jenderal tersebut tersebar setelah capture atau potongan sebuah kolom dalam koran berisi ucapan selamat saat pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Di dalam foto capture itu, tercantum beberapa jenderal yaitu mantan Kapolri Jend Pol (Purn) Drs Sutanto, mantan Wakapolri Komjen Pol (Pur) Drs Nanan Soekarna, mantan Danpuspom Mayjen TNI (Purn) Drs Hendardji Soepandji, dan Irjen Pol (Purn) Paiman. Di samping itu, ada juga mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh tercatat sebagai komisaris. 

"Keren kalau seluruh anggota DPR dan Partai Politik mendukung pemerintah menindak perusahaan yang membakar hutan," komentar salah satu akun Facebook, Winarto.

Seperti diketahui, capture nama-nama jenderal dalam Wilmar tersebut ramai saat beberapa wilayah di Indonesia dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Karhutla tersebut diduga sengaja dilakukan oleh pengusaha perkebunan sawit sebelum penanaman. Sementara itu, Wilmar Group merupakan perusahaan besar yang didirikan oleh pengusaha Malaysia dan Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan minyak kelapa sawit dan pabrik minyak sawit. Wilmar International juga menguasai banyak perkebunan sawit di Indonesia, bahkan lebih banyak dibanding perkebunan sawit di Malaysia.

Sosiolog Imam B Prasodjo mengulas tentang capture nama-nama jenderal tersebut. Ia mengulas di media sosial Facebook, Imam B Prasdjo, dengan judul "Asap dalam Kompilasi Hukum dan Kekuatan". Di bawah tulisa itu, Imam menyematkan capture ucapan selamat kepada Presiden Jokowi dari Wilmar yang disertakan nama dewan komisaris beberapa jenderal.

"Sudah dapat diduga, yang paling berat dalam mengatasi bencana asap hingga ke akarnya adalah kompilasi hukum dan kaitan tarik menarik kekuatan kepentingan yang ada di dalamnya," demikian kata Imam B Prasodjo di awal kalimatnya.

Menurut Imam, ada keraguan penegakan hukum oleh kepolisian atau kejaksaan terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan. Hal tersebut terjadi ketika perusahaan raksasa perkebunan yang memiliki potensi terkait "pembakaran hutan" diketahui di belakangnya ada komisaris dari para mantan pembesar dalam lembaga penegak hukum.

Ia melanjutkan, di tengah kehidupan rakyat yang masih menderita, jutaan petani dan buruh yang bergaji tak cukup untuk menyambung hari, hingga jutaan perempuan Indonesia harus mengais rezeki menjadi kuli, babu, TKI, dan menyambung nyawa, meninggalkan anak dan suami, dan belum lagi di dalam hutan ada ratusa ribu kehidupan suku pedalaman yang selama ini dengan setia menjaga hutan sumber kehidupan warisan ribuan tahun nenek moyang, dan juga terbayang jutaan kekayaan alam, keragaman flora dan fauna yang menjadi sumber kekayaan bangsa, ternyata hancur dalam cengkeraman raksasa bisnis yang entah untuk kemakmuran siapa.

"Lihatlah hutan dibakar, digadaikan, diobral untuk kemewahan dan kerakusan di atas derita orang orang yang harusnya pemilik paling sah negeri ini," kata Imam.

(Foto: Lokasi lahan gambut yang dibakar di kawasan Nyaru Menteng, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (28/10)/ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Ribuan akun Facebook memagikan dan me-like catatan Imam B Prasodjo. Ratusan komentar juga dilayangkan para netizen. Meski mendapat kecaman, namun sebagian netizen juga masih mempertanyakan kebenaran capture tentang nama-nama jenderal dalam Dewan Komisaris Wilmar Indonesia tersebut.

"Sekarang yang penting jaga dan stop bakar hutan. Ga usah tuduh menuduh. Asalkan kalian tau... yang membakar ga bakalan ngaku," kata akun Facebook lain, Candra.

 

BACA JUGA:

  1. Intan, Relawan Cantik Penerjang Kebakaran Hutan Kalimantan
  2. Hukum Lemah, Faktor Korporasi Bakar Hutan
  3. Anggaran BNPB Membengkak akibat Kebakaran Hutan
  4. Indonesia Masih Kekurangan Ribuan Polisi Hutan
  5. 1.000 Prajurit TNI Diterjunkan Padamkan Kebakaran Hutan
#Wilmar Indonesia #Netizen #Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) #Imam B Prasodjo
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Efisiensi dilakukan dengan mengombinasikan operasi modifikasi cuaca dan water bombing menggunakan helikopter atau pesawat berkapasitas lebih kecil ketika titik api masih sedikit.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Indonesia
Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025
BNPB telah meminta penambahan personel TNI dan Polri untuk mengingatkan warga agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar atau menyalakan api di dekat lahan mineral gambut yang rentan terbakar.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025
Indonesia
Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja
Koordinasi antar-lembaga yang semakin baik juga berperan penting dalam pengambilan keputusan di lapangan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 12 Agustus 2025
Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja
Indonesia
Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat bencana karhutla sejak 22 Juli hingga 4 Agustus 2025 melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor 682 Tahun 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
Indonesia
Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi
Berdasarkan catatan penegakan hukum, sebaran kasus per provinsi meliputi tujuh kasus di Kalbar, 10 kasus di Riau, satu kasus di Jambi, satu kasus di Sumatera Selatan, dan satu kasus di Sumatera Utara.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi
Indonesia
Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025
Daerah yang berpotensi sangat mudah terbakar di sebagian kecil Kabupaten Barito Kuala, sebagian kecil Kabupaten Banjar, sebagian kecil Kabupaten Tapin.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025
Indonesia
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Semua kembali lagi ke masyarakat, bagaimana teknologi itu digunakan oleh masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Indonesia
Presiden Prabowo Perintahkan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Saat Kemarau Ini
Presiden menginstruksikan jajaran menterinya itu untuk mempersiapkan langkah-langkah mencegah dan mengantisipasi karhutla terutama di daerah-daerah rawan seperti Kalimantan dan Sumatera.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 02 Agustus 2025
Presiden Prabowo Perintahkan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Saat Kemarau Ini
Indonesia
Karhutla di Jambi Meluas, Menteri LH Perintahkan Pantau dan Jaga Lahan Gambut
Menteri LH Hanif Faisol menegaskan pentingnya deteksi dini, kesiapsiagaan sumber daya, serta penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Karhutla di Jambi Meluas, Menteri LH Perintahkan Pantau dan Jaga Lahan Gambut
Indonesia
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Dalam informasi titik panas selalu disebutkan tingkat kepercayaan sedang dengan angka 7 maupun kepercayaan tinggi dengan angka 8.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Bagikan