Hasil Riset LSI Denny JA Ungkap Kehidupan Bakal Normal Sebelum Vaksin Corona Ditemukan


Denny JA ungkap kehidupan bakal normal meski vaksin corona belum ditemukan (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali memprediksi, pandemi COVID -19 akan berakhir pada bulan Juni. Nantinya, kehidupan dan aktivitas manusia diprediksi kembali normal seperti sedia kala.
Dalam penelitiannya kali ini, LSI Denny JA mengolah data sekunder, bukan survei opini publik.
Baca Juga:
MK Minta Gugatan Amien Rais Cs Soal Perppu COVID-19 Diperbaiki
Riset LSI Denny JA membaca trend data dunia dan Indonesia atas kasus corona. Riset ini ingin menjawab apakah dan kapankah puncak pandemik terlampaui dan prediksi kapan pandemik berakhir.
Kesimpulan untuk pertanyaan itu diolah LSI Denny JA dari 3 sumber data dan informasi. Yakni worldometer data dunia virus corona, Singapore University of Technology and Design dan berbagai hasil riset lainnya.

Mengacu Singapore University of Technology and design yang mengembangkan model prediksi data dunia dibaca dengan menggunakan artificial inteligence (AI).
Dari berbagai negara dunia, model itu menyimpulkan 99 persen kasus dunia selesai di bulan Agustus 2020.
Menurut Denny, bulan Juli hingga September 2020 adalah rentang waktu di mana virus corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia.
"Di era itu, yang terpapar virus corona tentu tetap ada. Namun jumlah kasus baru terpapar grafiknya menurun signifikan. Puncak pandemik sudah dilewati,” tulis Denny JA dalam keterangannya, Rabu (29/4).
Berdasarkan data Singapore University pula, dalam menangani virus corona, untuk mencapai tuntas 99 persen, LSI Denny JA membagi tiga kategori. Kategori A (penanganan cepat), Kategori B (penanganan menengah), dan Kategori C (penanganan lambat).
Disebut cepat jika 99 persen tuntas itu terjadi paling telat di akhir Mei 2020. Disebut sedang jika 99 persen tuntas di bulan Juni 2020. Disebut lambat jika 99 persen tuntas terjadi setelah bulan Juni 2020.
Denny menambahkan, Indonesia termasuk negara kategori B: menangani virus corona dengan kecepatan menengah. Diprediksi di bulan Juni 2020, virus corona tak lagi menjadi isu besar.
"Kehidupan hampir normal kembali,” jelas dia.
Tentu, lanjutnya, kondisi dan situasi ini dengan asumsi aneka protokol kesehatan yang digariskan WHO dan pemerintah RI dipatuhi. Antara lain social distancing, work from home, larangan mudik, dan sebagainya.
“Walau social distancing tetap harus dijaga karena vaksin belum ditemukan,” sebutnya.
Bersama Indonesia dalam kategori B (kecepatan menengah) antara lain Singapura, India, Kanada, Iran, dan Denmark. Negara kategori A (Penanganan Cepat) antara lain China, Korea Selatan, Jerman, United Kingdom, Malaysia dan Amerika Serikat.
"Negara ini tergolong paling cepat di dunia, di luar China yang menuntaskan virus corona 99 persen;" ungkap Denny.
Sementara negara kategori C (Penanganan Lambat) antara lain negara Columbia, Bahrain, Argentina, dan Qatar.
Untuk Indonesia, seminggu-dua minggu setelah lebaran, jika protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dipatuhi, di bulan Juni 2020, kehidupan kembali hampir normal.
Saat itu pengusaha dan pekerja dapat kembali ke kantor. Politisi dapat kembali menggelar rapat. Rakyat dapat berkumpul di kafe.
Baca Juga:
Begini Alur Validasi dan Penyampaian Data COVID-19 Hingga ke Masyarakat
"Dan para penyair dapat membacakan puisi di berbagai mimbar. Tentu protokol kesehatan seperti social distancing, memakai masker, mencuci tangan tetap dipatuhi sebelum vaksin ditemukan,” ungkapnya.
Kesimpulan ketiga, lanjut Denny, 100 persen Indonesia dan dunia bebas dari virus corona ketika vaksin atas virus itu ditemukan. Rentang waktu penemuan virus sekitar Mei hingga Juli 2021.
“Ketika vaksin ditemukan, virus corona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan,” pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Survei IPO: Kinerja Presiden Prabowo Subianto Dinilai Memuaskan, Program MBG Unggul di Mata Publik

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Hasil Survei Pilkada Jateng 2024: Ahmad Luthfi Unggul Tipis dari Andika Perkasa

Survei Indikator Politik Indonesia: 71,5% Warga Indonesia Indonesia Dukung Naturalisasi Timnas

Elektabilitas Luthfi Kalah dari Andika, Jokowi: Yang Masih Bimbang Harus Diyakinkan

Persepi Sanksi Poltracking, Imbas Beda Hasil Survei Pilkada Jakarta

Bukan Ahok, Ini Lawan Tangguh Anies di Pilkada Jakarta Versi Indikator

Hasil Quick Count Populi: Pilpres 2024 Berpotensi Satu Putaran

Survei JRC Sebut Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 52,4 persen

Hasil Survei: Kepuasan Publik terhadap Jokowi Capai 77 Persen
