Harga Bunga Tabur di Pasar Kembang Solo Melonjak Seiring Tradisi Sadranan

TRADISI Sadranan atau berziarah ke makam keluarga yang telah meninggal dunia, menjelang bulan suci Ramadan tahun 1443 H/2022 membuat harga bunga tabur di Pasar Kembang Solo melonjak. Meskipun melonjak harga bunga tabur tetap diburu warga.

Pantauan Merahputih.com, kenaikan bunga tabur pada jenis mawar pink (jambon) Rp100 ribu per keranjang ukuran kecil. Bunga tabur mawar merah Rp70 ribu per keranjang ukuran kecil. Sementara jenis mawar putih Rp60 ribu per keranjang ukuran kecil.

Baca Juga:

Tradisi Ekstrem Suku Dani Papua Ketika Bersedih

Seorang penjual bunga tabur di Pasar Kembang Solo, Sriyem (60) mengaku kenaikan bunga tabur mulai terjadi pada pekan kedua bulan maret. Kenaikan dipicu akibat banyaknya pembeli, sementara barang hasil panen bunga sedikit akibat banyak yang mati akibat curah hujan tinggi di kawasan penghasil bunga tabur.

"Sebelumnya harga bunga tabur jenis mawar merah hanya Rp50 ribu per keranjang kecil. Sedangkan mawar jambon Rp70 ribu per keranjang kecil," ungkap Sriyem pada Merahputih.com, Selasa (15/3).

Meskipun harga bunga tabur mahal, tak menyurutkan warga untuk tetap membeli bunga tabur karena sadranan sudah tradisi.

Baca Juga:

Panduan Memahami Sebutan Kain Nusantara Kala Lampau

Senada diungkapkan pedagang lainnya, Nardi (55). Menurutnya, musim sadranan akan mencapai puncaknya mulai pekan depan hingga menjelang Ramadhan. Pada puncak tradisi sadranan nanti harga bunga tabur akan naik lagi.

"Saya bersyukur permintaan harga bunga tabur naik pada Ramadan tahun ini. Banyaknya pelonggaran PPKM membuat warga ramai melakukan tradisi sadranan," pungkas dia.

Sadranan atau nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh umumnya masyarakat Jawa. Tradisi ini umumnya melakukan pembersihan makam leluhur yang ada di desa setempat. Tradisi ini dilakukan pada hari ke-10 di bulan Rajab. Biasanya setelah melakukan pembersihan makam, tabur bunga kemudian ditutup dengan kendurian selamatan di lingkungan. Setiap orang atau keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca Juga:

Makna di Balik Prosesi Pernikahan Betawi