Hampir Separuh Negara Berkembang Alami Penurunan Pendapatan Per Kapital


Lalu lintas Kota Bandung. (Humas Bandung)
MerahPutih.com - Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan berada diposisi 2,6 persen pada 2024 ini sebelum naik tipis menjadi 2,7 persen pada tahun 2025-2026.
Kondisi tersebut akibat gejolak ketegangan geopolitik dan tingkat suku bunga tinggi. Namun, bakal meningkat seiring dengan sedikit ekspansi perdagangan dan investasi.
Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan menguatnya pertumbuhan perdagangan dan pelonggaran kebijakan moneter bisa mendorong hingga rata-rata 2,7 persen pada 2025-2026.
Menurut Bank Dunia, pada tahun 2024-2025, pertumbuhan global diperkirakan akan berada di bawah rata-rata pertumbuhan pada 2010 di hampir 60 persen negara, yang mewakili lebih dari 80 persen output dan populasi global.
Baca juga:
Bank Dunia Peringatkan Program Makan Siang Gratis Prabowo, Gibran: Kami Evaluasi
Sementara inflasi dunia diperkirakan akan melambat dibandingkan asumsi sebelumnya, yaitu rata-rata 3,5 persen pada 2024.
Hal tersebut, tulis Bank Dunia, mencerminkan berlanjutnya tekanan inflasi, bank sentral kemungkinan akan tetap berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kebijakan.
Bank Dunia menegaskan, guncangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir telah menghambat upaya mengejar ketertinggalan pendapatan per kapita, dengan hampir separuh negara berkembang mengalami penurunan dibandingkan negara-negara maju pada 2020-2024.
"Selain itu, utang yang tinggi dan biaya pembayaran utang yang tinggi mengharuskan pembuat kebijakan di negara-negara berkembang untuk menyeimbangkan kebutuhan investasi yang besar dengan keberlanjutan fiskal," tulis Bank Dunia. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia

Beda Jumlah Angka Kemiskinan di Indonesia Versi BPS dan Bank Dunia, Ini Jawabannya!

Duh, Indonesia Nomor 4 Negara Berpenduduk Miskin Dunia, Mencapai 60,3 Persen

Jumlah Orang Miskin Versi Bank Dunia Naik, Indonesia Tetap Pakai Ukuran USD 3,65 bukan USD 6,85 Per Hari

Bank Dunia Sebut Penciptaan Lapangan Kerja Kelas Menengah di Indonesia Tertinggal

Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Kian Berat, Bank Dunia Proyeksi Rata-Rata 4,8%

Hampir Separuh Negara Berkembang Alami Penurunan Pendapatan Per Kapital

Presiden Bank Dunia Mengundurkan Diri
