Haedar Nashir: Warga Muhammadiyah Harus Jadi Kekuatan Pemersatu


Ketum PP Muhamamdiyah Haedar Nashir (tengah) di Kantor Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (16/11). (MP/Teresa Ika)
MerahPutih.Com - Warga dan keluarga besar Muhammadiyah dimana pun kehadirannya, seyogyanya menjadi pengayom dan perajut kebersamaan seluruh warga negara. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta warga Muhammadiyah menjadi kekuatan pemersatu yang mengayomi, memoderasi, dan menguatkan kebersamaan.
"Ketika ada retak sesama anak bangsa harus menjadi golongan yang mendamaikan dan memberi solusi," kata Haedar saat memberikan pidato dalam acara Milad ke-105 Muhammadiyah di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jumat (17/11) malam.
Menurut Haedar, warga dan keluarga besar Muhammadiyah perlu terus belajar pada jiwa kenegarawanan para tokoh Muhammadiyah sejak Kiyai Ahmad Dahlan hingga generasi sesudahnya dalam memupuk kebersamaan dan cinta bangsa.
"Jangan sampai kita bicara indah tentang ukhuwah kebangsaan, tetapi hasrat 'ananiyah-hizbiyah' jauh lebih besar ketimbang pengorbanan untuk hajat hidup bangsa secara keseluruhan karena yang dipikirkan hanya kepentingan golongan sendiri," kata dia.
Haedar Nashir sebagaimana dilansir Antara menceritakan, saat Ki Bagus Hadikusumo (tokoh Muhammadiyah) bersama tokoh Islam lainnya menyampaikan gagasan keislaman dan kebangsaan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah itu dengan tegas menyatakan bahwa dirinya adalah seorang bangsa Indonesia tulen dan sebagai Muslim yang mempunyai cita-cita Indonesia Raya dan Merdeka.
Sedangkan Bung Karno, lanjut Haedar, juga bersikap sama di mana pada pidato 1 Juni 1945 tentang Pancasila menyebutkan bahwa di dalam dadanya yang nasionalis tersimpan jiwa Islam.
"Dengan spirit kebangsaan yang menyatu dengan keislaman yang mendalam sebagaimana dicontohkan dua tokoh bangsa itulah Muhammadiyah berkomitmen kuat tetap dan terus berkiprah merekat kebersamaan melalui berbagai kerya nyata berkeunggulan bukan dengan retorika dan keindahan kata-kata," kata Haedar Nashir.
Dalam acara Milad Muhammadiyah yang mengusung tema "Muhammadiyah Merekat Kebersamaan" itu, juga berlangsung penganugerahan Muhammadiyah Award kepada orang-orang yang memiliki jasa besar bagi persyarikatan Muhammadiyah di antaranya Sultan HB X serta H. Roemani, salah satu warga biasa yang memiliki dedikasi dan kedermawanan dalam membangun Rumah Sakit Muhammadiyah, serta antropolog Prof. Mitsuo Nakamura yang selama 40 tahun melakukan penelitian tentang Muhammadiyah.
Sejumlah tokoh nasional seperti Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Tito Karnavian serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga tampak hadir dalam cara itu.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Muhammadiyah Resmika Rumah Hamka di Malaysia, Aset Dibeli Sejak 2024

Arif Budimanta Seorang Ekonom, Aktivis Muhammadiyah dan Politikus PDIP Meninggal

PP Muhammadiyah Sentil Elit Politik Tidak Berikan Keteladan dan Kondisi Panas di Berbagai Daerah

Pemerintah Masih Cari Lahan Tambang Batu Bara Buat Muhammadiyah

OJK Keluarkan Izin Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah, Anggota Diminta Aktif Menabung dan Simpan Deposito

Singgung Konflik dengan GAM, Muhammadiyah Minta Polemik Perebutan 4 Pulau Ditangani secara Tepat agar Tidak Timbulkan Disintegrasi

Kantor Muhammadiyah Solo Terbakar, Korsleting Listrik Diduga Jadi Penyebab

Ketum Muhammadiyah: Rangkaian Ibadah Idul Adha Media Kikis Sifat Kebinatangan Manusia

Lampu Hijau Muhammadiyah untuk Gaza, Evakuasi Sementara Jadi Solusi Kemanusiaan?

Paus Fransiskus Tutup Usia, Muhammadiyah Kehilangan Tokoh Penebar Damai
