Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Corona, DPR Minta Ada Tindakan Hukum


Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay. Foto: dpr.go.id
MerahPutih.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan masyarakat perlu berhati-hati menerima atau memberikan informasi seputar virus corona.
Video YouTube milik akun musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji kini menjadi sorotan publik. Sebab, dalam cuplikan video tersebut menampilkan sosok Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik dan mengklaim obat COVID-19 sudah ditemukan.
Baca Juga
Klaim Hadi Pranoto soal Obat Corona di Video Anji, IDI: Penipuan dan Berbahaya!
Dia mengatakan, pihak yang layak menyampaikan informasi terkiat obat corona adalah orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan soal virus. Sehingga, informasi yang diterima masyarakat tak tumpang tindih.
"Jika informasi yang diberikan salah, akan banyak orang yang terkena dampaknya. Tentu itu sangat tidak baik di tengah niat baik semua orang dalam memerangi COVID-19," imbuh dia kepada wartawan, Senin (3/8).

Plh Ketua Fraksi PAN itu pun meminta pemerintah berada di garda terdepan dalam memberikan informasi terkait virus corona. Dia mendesak pemerintah untuk segera memberikan klarifikasi jika ada informasi tak benar di media sosial.
"Berbagai informasi yang berserakan di media sosial harus disaring. Jika ditemukan ada yang salah, harus diluruskan. Di situlah pentingnya juru bicara COVID-19 yang dibentuk pemerintah. Tentu di dalam tim juru bicara ada ahli-ahli yang representatif meluruskan dan memberikan informasi valid," ucapnya.
Saleh pun meminta setiap orang tidak menyebarkan informasi yang keliru secara sengaja dengan tujuan tertentu. Sebab, kata dia, saat ini banyak masyarakat yang merasa gelisah karena banyaknya informasi yang belum valid terkait virus corona
"Penyebaran informasi yang salah adalah penyesatan. Tindakan seperti ini tentu tidak bisa ditolerir. Jika nyata-nyata merugikan kepentingan umum, harus ada tindakan hukum yang tegas. Saya kira banyak klausul hukum yang bisa diterapkan terkait hal itu," kata dia.
"Harus saling jaga, saling mengingatkan. Musuhnya adalah COVID-19. Semua harus bekerja sama untuk melawannya," tandas Saleh.
Di tengah situasi COVID-19 yang seperti ini, masyarakat banyak yang gelisah. Terkadang mudah juga untuk menerima informasi yang belum terverifikasi.
Karena itu, lanjut Saleh, pemerintah dalam hal ini mesti berdiri di barisan depan dalam memberikan informasi. Berbagai informasi yang berserakan di media sosial harus disaring. Jika ditemukan ada yang salah, harus diluruskan.
"Maka disitulah pentingnya juru bicara COVID-19 yang dibentuk pemerintah. Tentu di dalam tim juru bicara ada ahli-ahli yang representatif untuk meluruskan dan memberikan informasi valid," ujarnya.
Baca Juga
Saleh meminta kepada pihak-pihak terkait agar lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan atau informasi terkait COVID-19.
Saleh berujar, informasi bisa menjadi lebih keliru jika pihak yang menyampaikan informasi tidak memiliki latar belakang atau keahlian di bidang ilmu yang ia sampaikan. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
DPR Dorong Pemerintah Manfaatkan Penundaan Tarif AS untuk Negosiasi dan Perkuat Daya Saing Produk

Legislator PAN Sebut Awal Kepemimpinan Prabowo Dibuka dengan Harapan Besar

PAN Harap Keputusan Golkar di Jabar Datangkan Kebaikan untuk Pilkada Jakarta

Terima IUPK, PP Muhammadiyah Diyakini Penuh Tanggung Jawab dalam Buat Keputusan

Anji Bereksplorasi dalam Single 'Orang Yang Berbeda'

PAN Sebut Kans Erick Thohir Semakin Tinggi Jadi Cawapres Prabowo

Fraksi PAN Nilai Usulan Kenaikan Biaya Naik Haji Beratkan Jemaah

PDIP Sebut 8 Fraksi Penolak Proporsional Tertutup Cuma 'Hore-hore', PAN: Tidak Bercanda, Itu Serius

Pencabutan PPKM Harus Dilandasi Kajian Matang
