Gunung Merapi Terus Gugurkan Lava Pijar, BPBD: Waspadai Banjir Lahar


Gunung Merapi menggurkan lava pijar pada Selasa (25/12) pukul 00.11 WIB. Foto: @BPPTKG
MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tetap mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar hujan di sejumlah sungai berhulu Gunung Merapi saat puncak musim hujan pada Januari 2019.
"Potensi banjir pada puncak musim hujan, kami lebih memfokuskan pada aliran sungai berhulu gunung Merapi yang berpotensi dilalui banjir lahar hujan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, di Sleman, Jumat (18/1).
Menurut dia, kawasan yang dilalui sungai berhulu di lereng Gunung Merapi seperti Sungai Gendol, Opak, Kali Kuning, Boyong, dan Krapsak memiliki potensi diterjang lahar hujan.
"Sampai saat ini di puncak gunung Merapi masih terdapat jutaan meter kubik material vulkanis sisa erupsi 2010, ini berpotensi terjadi hujan lahar dingin jika di puncak terjadi hujan deras dengan durasi lama," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan beberapa wilayah Kabupaten Sleman memiliki potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
"Kami telah memetakan lokasi mana saja yang rawan bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Gamping, Seyegan, Godean, Cangkringan, dan Prambanan. Wilayah Kecamatan Prambanan yang terdapat perbukitan memiliki potensi longsor paling besar," katanya.

Ia mengatakan, potensi banjir juga terjadi akibat drainase yang kurang baik. Hal itu, akibat dari perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
"Akibatnya drainase tersumbat. Biasanya lokasinya di daerah perkotaan seperti Kecamatan Mlati, Depok dan Ngaglik," katanya.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman, Joko Lelono, mengatakan, wilayah dengan topografi perbukitan memiliki potensi longsor yang besar.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi, salah satunya dengan memasang perangkat peringatan dini (EWS) di lokasi yang rawan longsor," ujarnya.
Ia mengatakan, EWS tersebut dilengkapi dengan sensor yang dapat menangkap curah hujan.
"Selain itu ada extensometer dan tiltmeter. Kondisinya mayoritas masih tergolong baik dan berfungdi normal," kata Joko.
Bagikan
Berita Terkait
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas

Kekuatan Gempa Susulan Menurun, BPBD Minta Warga Nabire Jangan Panik

Pemerintah Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Canggih Berbasis Integrasi Data

Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

BPBD Jakarta Lebih Pilih Lakukan Hal Ini Dibanding Fokus Penuh pada Operasi Modifikasi Cuaca

Jawa Tengah Mulai Dilanda Kekeringan, Warga Mulai Memohon Bantuan Air Bersih

7 Kabupaten di Sumatera Utara Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Warga Panik, Buaya Sungai Cerucuk 3,3 Meter Nyasar Masuk Pemandian Umum

BPBD Karawang Laporkan Ratusan Rumah di 3 Kecamatan Terendam Banjir, Tinggi Air hingga 2 Meter
