Gubernur BI Perry Warjiyo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2019 Sesuai Target


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Ist
MerahPutih.Com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 yakni sekitar 5,2 persen. Target ini dipandang realistis mengingat perang dagang China-AS dan fluktuasi perdagangan global.
Memasuki bulan Maret, belum ada perubahan signifikan dalam laju pertumbuhan ekonomi global. Menghadapi kondisi tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 masih sesuai target yakni 5,2 persen.
Optimisme Gubernur BI ini dipicu dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi.
"Pembangunan infrastruktur tahun ini dan tahun depan akan meningkatkan produktivitas ekonomi. Dengan demikian bisa mendorong ekonomi ke depan lebih baik. Sedangkan pendorong pada semester pertama tahun 2019 adalah pengeluaran pemilu,'' kata Perry di Surabaya, Senin (25/3).

Perry pada acara "East Java Economic Forum" di Shangri-La Hotel Surabaya mengatakan, pada 2019 permintaan dalam negeri tetap tinggi terutama dari konsumsi rumah tangga. Sehingga daya beli dan keyakinan konsumen terjaga, ditambah stimulus fiskal yang berlanjut khususnya melalui belanja sosial.
Ia menjelaskan, inflasi juga relatif terkendali dan Inflasi tahunan pada 2018 mencapai 3,13 persen. Pada Februari 2019 turun hingga 2,57 persen.
''Ini bukti bahwa ketersediaan dan pasokan cukup. Target kami inflasi sebesar 2,5-4,5 persen, tapi tahun ini kemungkinan di bawah 3,5 persen,'' katanya.
Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan juga akan didukung kebijakan reformasi struktural di berbagai bidang seperti infrastruktur, SDM, industri, pariwisata, UMKM dan ekonomi keuangan digital.
Untuk itu, Bank Indonesia akan mendukung pertumbuhan dengan kebijakan akomodatif di bidang makroprudensial, pendalaman pasar keuangan, sistem pembayaran dan ekonomi keuangan syariah.
"Kami optimistis, dampak efisiensi infrastruktur dan berbagai kebijakan di sektor riil akan terus meningkatkan produktivitas sehingga pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih tinggi peningkatannya,'' katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang juga hadir dalam acara itu mengatakan sebagaimana dilansir Antara pengelolaan anggaran ke depan tidak akan lagi fokus pada subsidi, melainkan pada pembangunan infrastruktur.
Pada 2014-2019, kata dia, anggaran untuk infrastruktur naik sebesar 168,3 persen, yakni dari Rp154,7 triliun naik menjadi Rp415 triliun, dan Infrastruktur mencakup pembangunan jalan, telekomunikasi termasuk perumahan rakyat.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Kampanye Akbar di Malang Raya, Jokowi: Wilayah Ini Contoh Toleransi dan Persaudaraan
Bagikan
Berita Terkait
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik

Staf Dinas, Guru, Ibu Rumah Tangga Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi Dana CSR BI
