Gubernur BI Akui Ekonomi Syariah Indonesia Kalah Jauh dari Thailand dan Australia


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
MerahPutih.Com - Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang notabene negara Muslim terbesar di dunia justru tertinggal alias kalah jauh dari negara lain.
Ketertinggalan yang paling nyata justru terletak pada sektor keuangan syariah. Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia kalah jauh dari Thailand dan Australia.
"Saya pribadi merasa prihatin terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan halal di Indonesia, tertinggal jauh dari begitu majunya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di negara-negara lain," kata Perry dalam diskusi bertajuk "Indonesia: Pusat Ekonomi Islam Dunia" di Jakarta, Rabu (25/7).
Perry memberikan perbandingan di Thailand yang telah mampu mengekspor 25 persen kebutuhan bumbu halal global, Australia menjadi penghasil daging halal terbesar, serta Jepang yang sudah memiliki restoran halal.

Ia mengatakan pengembangan ekonomi dan keuangan halal di Indonesia harus mampu mengatasi tingginya impor berbagai produk barang dan jasa halal.
Perry sebagaimana dilansir Antara menjelaskan terdapat beberapa kunci sukses yang dapat ditempuh untuk mengembangkan ekonomi halal sebagaimana telah dilakukan oleh negara-negara lain, seperti dukungan penuh pemerintah serta adanya badan khusus yang mengoordinasikan pengembangan industri syariah.
Kemudian, lanjut dia, Indonesia juga harus fokus pada keunggulan komparatif dari produk halal Tanah Air. Menurut Perry, keunggulan komparatif produk halal Indonesia ada di makanan, busana, turisme, dan farmasi.
"Strategi nasionalnya program-program dari seluruh kementerian lembaga tersinergi menjadi usaha bersama," kata Perry.
Menurut data "State of the Global Islamic Economy 2017-2018", pangsa pasar Muslim terhadap pasar global dari sisi pengeluaran mencapai 11,9 persen pada 2016, dan diproyeksikan akan meningkat dari sebesar 2.006 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 3.081 miliar dolar AS pada 2022.
Jika melihat dari data Comtrade pada 2017, peran ekspor produk halal Indonesia mencapai 21 persen dari total ekspor secara keseluruhan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan peran ekspor produk halal ini harus dapat ditingkatkan.
Salah satu caranya dengan memaksimalkan pemanfaatan permintaan dari negara tujuan ekspor produk halal, serta potensi ekspor ke negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) seperti Mesir dan Uni Emirat Arab.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Prabowo: PKS dan PAN Sangat Gembira dengan Pertemuan Saya dengan SBY
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sepakati Ricky Perdana Ghozali sebagai Calon Gubernur BI

KPK Angkat Suara soal Panggil Gubernur BI Terkait Kasus Dana CSR

Bank DKI Dorong Literasi Keuangan Syariah Melalui Digitalisasi

Unit Usaha Syariah Bank DKI Terapkan Strategi Dual Banking Leverage Model

Komisi XI DPR Sepakati Perry Warjiyo Kembali Jadi Gubernur BI

Jokowi Dikabarkan Pertahankan Perry Warjiyo Sebagai Gubernur BI

Ketua Banggar DPR Yakin Jokowi Pilih Sosok Berkualitas Jadi Gubernur BI

Gubernur BI Boleh Politisi, Pengamat: Kondisi Moneter Bisa Jadi Tak Stabil
