Relationship

Ghosting Boleh, Lakukan di saat Tepat

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 19 Agustus 2024
Ghosting Boleh, Lakukan di saat Tepat

Ghosting boleh dilakukan di momen yang tepat.(foto: pexels-cottonbro-studio)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MERAHPUTIH.COM - MENJADI korban ghosting pastilah membuat sedih. Mereka yang telah mengalami rasa tak menyenangkan karena di-ghosting mungkin bertekad untuk tak melakukan hal itu ke orang lain.

“Ghosting mungkin telah ada sejak lama, dalam berbagai cara,” kata psikolog yang berbasis di Los Angeles, AS, Dr Jennice Vilhauer, seperti dilansir CNN. Penulis Think Forward to Thrive: How to Use the Mind’s Power to Transcend Your Past and Transform Your Life ini mengatakan istilah ghosting makin sering didengar saat kencan daring menjadi populer di pertengahan 2010. Kepopuleran itu membuat Vilhauer menulis artikel tentang ghosting pada 2015. Dua tahun kemudian, pada 2017, kamus Merriam-Webster resmi memasukkan istilah ghosting.

Ghosting merujuk pada perlakuan menggantungkan suatu hubungan. Pelaku ghosting menghilang begitu saja, tak menghubungi atau melanjutkan hubungan. Tidak juga memberi penjelasan. Beberapa orang mungkin memilih di-ghosting ketimbang mengetahui alasan menyakitkan hubungan itu berakhir. Meski begitu, para ahli menyarankan menghakhiri hubungan dengan penjelasan nan masuk akal merupakan cara terbaik.

Namun, ghosting, disebut Vilhauer, boleh dilakukan pada saat yang tepat. Hubungan abusif atau komunikasi lebih jauh malah membuatmu berada dalam bahaya ialah alasan masuk akal untuk melakukan ghosting. Meski demikian, ia menekankan bahwa skema keluar dari hubungan abusif justru bisa jadi merupakan momen paling berbahaya.

Baca juga:

Tips Kencan Anti-Ghosting



“Sering kali saat kamu mencoba menolak seseorang, respons yang kamu terima negatif. Ia bisa bereaksi marah atau agresif. Akibatnya, kamu berusaha untuk tak lagi menolak seseorang. Jadi ghosting merupakan mekanisme untuk melindungi diri,” jelas associate professor psikologi di St. Mary’s College di Maryland, AS, Dr Gili Freedman

Senada, Vilhauer mendorong perilaku ghosting untuk menghadapi seseorang yang memperlihatkan kelakukan tak pantas, seperti mengirim pesan tak senonoh, datang ke kantormu tanpa diundang, menghubungi mantanmu, atau melanggar batasanmu dengan tak sopan. “Namun, hal itu belum tentu benar-benar membuatmu ama. Mungkin ada akibat lanjutan setelahnya kan. Tak ada jaminan korban ghosting tak mengulangi perbuatan buruk mereka atau malah berupaya melakukan yang lebih buruk,” imbuh Freedman.

Namun, dalam hal berkencan, ada baiknya tak menunggu satu atau dua kali kencan untuk memberikan keputusan. Para ahli menyarankan untuk segera memberikan penegasan jika tak ingin melanjutkan hubungan. Pesan singkat atau perkataan seperti ‘senang berkenalan denganmu, tapi aku tak merasakan koneksi’ amat disarankan.(dwi)

Baca juga:

Pahami dan Kenali Karakterisik Pelaku Ghosting Sebelum Jadi Korban

#Relationship
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Menyewa restoran jadi pilihan terbaik untuk mewujudkan resepsi wedding yang sarat makna dan intim.
Dwi Astarini - Rabu, 19 Februari 2025
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Lifestyle
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Keterbatasan bujet menjadi tantangan yang paling banyak diungkap, yakni oleh 59 persen calon mempelai yang menjadi responden.
Dwi Astarini - Jumat, 07 Februari 2025
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Lifestyle
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Effort membutuhkan kerja sama.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Januari 2025
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Lifestyle
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lebih baik tidak perlu memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
Dwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lifestyle
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Dalam membangun komitmen ada dua faktor yang membuatnya berjalan baik sesuai tujuan.
Dwi Astarini - Sabtu, 21 Desember 2024
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Lifestyle
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Beberapa orang bahkan butuh beberapa waktu untuk pulih dari efek di-ghosting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Desember 2024
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Lifestyle
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Rekor kali ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun 8 bulan.
Dwi Astarini - Kamis, 28 November 2024
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Lifestyle
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Kamu justru memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Lifestyle
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Kata 'bestie' tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.
Dwi Astarini - Senin, 04 November 2024
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Lifestyle
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Perbincangan mengenai finasial di Indonesia masih terbilang tabu.
Dwi Astarini - Senin, 21 Oktober 2024
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Bagikan