Geliat Teater Masih 'Sayup-sayup di Ujung Senja yang Redup'


Pementasan teater pada Hari Teater Sedunia (FOTO/Antara/M Risyal Hidayat/pras)
Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti sempit teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
Namun dalam arti luas teater adalah drama, atau kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, dan tarian.
Di Indonesia, teater sudah berkembang sejak lama. Pada masyarakat tradisi, seni teater ini dikemas sebagai sarana hiburan rakyat. Namun seiring perkembangan zaman teater juga digunakan untuk kampanye berbagai lembaga pemerintah di tingkat daerah untuk wahana penerangan, cara hidup sehat, dan Program Keluarga Berencana, Penataran Pancasila, sampai perayaan hari-hari besar nasional, bahkan politik.
Ketoprak misalnya, seni teater tradisional yang lahir dari masyarakat agraris ini sudah ada sejak abad XIX. Jenis seni teater tradisional ini diyakini lahir dari masyarakat Surakarta. Seni teater tradisional lainnya adalah ludruk, yang lahir dari masyarakat Surabaya. Ada juga lenong (Betawi), Topeng Tolay (Tangerang) dan segala seni pementasan yang mengusung tentang konsep kehidupan manusia.
Saat ini, teater lebih berkembang lagi. Tetater dikemas secara modern, di sekolah-sekolah, kampus, bahkan komunitas buruh. Di Indonesia, kelompok teater yang paling terkenal adalah Teater Koma. Berbagai grup pun banyak bermunculan, bahkan merambah dunia selebritis. Banyak artis-artis terkenal yang menggeluti seni teater. Cornelia Agatha, Happy Salma, Ria Irawan, dan masih banyak lagi.
Kehadiran para artis terkenal ini membuat seni teater semakin merebak. Beberapa kali pementasan teater oleh para bintang film pun sukses dilakoni. Baru-baru ini di kota Bandung dipentaskan teater berjudul "Bunga Penutup Abad" oleh Titimangsa Foundation. Teater yang mengadaptasi dari tulisan Pramoedya Ananta Toer ini dimainkan oleh Happy Salma, Reza Rahadian, Chelsea Islan, Lukman Sardi, dan Sabia Arifin.
Meskipun pementasan "Bunga Penutup Abad" ini sukses dan banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat Bandung dan sekitarnya, namun sang bintang, Happy Salma yang memerankan sebagai Nyai Ontosoroh dalam pementasan ini menyebut jika hingga saat ini seni teater belum mendapatkan tempat sepenuhnya di mata pemerintah. Keberadaan teater masih terdengar sayup-sayup di ujung senja yang redup.
Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Pelawak Srimulat Eko DJ Tutup Usia
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Pementasan Teater Bertajuk Mencari Semar di Ciputra Artpreneur Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur

Bersama Fadli Zon, Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al-Bukhari-Sukarno di GKJ
