Gandeng Microsoft, Produsen Benih Siap Dukung Sistem Pertanian Berbasis Data


Kualitas hasil panen harus tetap terjaga. (Foto: Unsplash/Francesco Gallarotti)
KUALITAS hasil panen para petani Indonesia harus selalu dijaga agar bisa dikonsumsi dengan baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan produsen benih hortikultura PT East West Seed Indonesia (EWINDO) menggandeng Microsoft berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas di semua lini perusahaan.
Managing Director EWINDO Glenn Pardede memaparkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2020, pertanian menjadi sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua di Indonesia dengan angka 13 persen. Hal ini menunjukkan betapa krusialnya peran pertanian bagi Indonesia, terlebih untuk ketahanan dan pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Melihat besarnya potensi bagi peningkatan kesejahteraan petani, pihaknya mulai mempercepat transformasi digital perusahaan dengan menggandeng Microsoft di awal 2021. Kedua pihak akan memanfaatkan teknologi berbasis cloud sebagai pusat transformasi serta mengembangkan sistem agrikultur berbasis data. Mulai dari riset perusahaan dalam menghasilkan benih berkualitas, penyimpanan dan visualisasi data, hingga distribusi benih ke jutaan petani yang tersebar di seluruh area di Indonesia.
Baca juga:
Genjot Program Petani Milenial, RK Ingin Warga Raih Rezeki Kota dan Bisnis Mendunia

“Dalam melakukan riset misalnya, kami mengumpulkan banyak data, mulai dari data sekuen DNA tomat yang berukuran sekitar 950 juta pasang basa (950 Mega Basepair) hingga data sekuen DNA cabai yang berukuran sekitar 3,5 miliar pasang basa (3,5 Giga Basepair). Dari situ, kami melakukan proses pengolahan big data untuk mengidentifikasi marka genetik yang membantu menghasilkan benih berkualitas,” ungkap Glenn.
Contoh lain mengenai pentingnya memanfaatkan pertanian berbasis data ada di bidang penyimpanan dan visualisasi.
Baca juga:
Kementan Jamin Pemerintah Serap Ribuan Ton Gabah Petani

Memanfaatkan Azure Datawarehouse dan Power Business Intelligent (BI), kombinasi kedua teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan seluruh data hanya pada satu platform saja, mengidentifikasi masalah, dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat. Misalnya, untuk memprediksi permintaan pasar.
Selain itu, teknologi berbasis cloud juga mampu memberikan fleksibilitas yang mendorong kreativitas pekerja. Sebagai contoh, dengan semakin terbiasanya pekerja dalam menggunakan cloud, para pekerja bisa mengembangkan program traceability yang memungkinkan distributor untuk melacak status pengiriman benih-benih sayuran. (and)
Baca juga:
Petani Muda Lulusan S2 UGM Gagas Teknologi Drone Pertanian di Karawang
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
