Gaji Petugas Pemilu, Kenaikan Gaji dan Pembayaran THR ASN Bikin Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen


KPPS. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I-2024.
Pada triwulan I-2024, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp 5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp 3.112,9 triliun.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu turut dikontribusikan oleh penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024.
"Karena dilihat angka konsumsi rumah tangga kan cukup tinggi. Kita sih ingin di atas 5 persen untuk konsumsi rumah tangganya, untuk masyarakatnya," katanya.
Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mentok di 5 Persen
Ia mengatakan, dengan basis yang baik saat ini, pemerintah menginginkan pertumbuhan ekonomi di kuartal mendatang lebih tinggi lagi di kuartal 2, 3, 4., karena berbagai insentif pemerintah, dan bantuan biaya administrasi.
"Moga-moga bisa mendorong konstruksi, terus mendorong investasi di kuartal-kuartal mendatang. Jadi ini basis yang bagus, tapi kita ingin lebih tinggi lagi,” katanya.
Indonesia diklaim mampu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap kuat pada triwulan I-2024, yakni mencapai 5,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di tengah ketidakpastian global.
Tercatat, di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh masing-masing 4,9 persen dan 24,3 persen (yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh terkendalinya inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), dan pemberian tunjangan hari raya (THR).
Baca juga:
Konflik Timur Tengah Menyulitkan Indonesia Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Belanja pemerintah terkait penyelenggaraan pemilu juga turut mendorong konsumsi rumah tangga melalui pemberian honorarium petugas pemilu. Sementara itu, konsumsi oleh LNPRT melonjak tinggi terutama didorong oleh berbagai aktivitas terkait Pemilu 2024.
Sementara itu, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh double digit sebesar 19,9 persen (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kenaikan gaji ASN, pemberian THR, belanja barang, dan belanja sosial. PKP menyumbang 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 terbesar ketiga setelah konsumsi masyarakat dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Pertumbuhan PMTB atau investasi tercatat sebesar 3,8 persen (yoy), yang didukung oleh aktivitas belanja modal pemerintah terkait infrastruktur. Keberlanjutan hilirisasi SDA yang semakin meningkat, kinerja ekonomi makro yang sangat baik, serta stabilitas sosial politik menjaga daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi.
Kinerja investasi sektor swasta juga tergambar dari realisasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri triwulan I yang tumbuh tinggi 22,1 persen (yoy) dengan sebaran investasi antara Jawa dan luar Jawa yang berimbang.
Selain itu, volume ekspor produk utama seperti besi baja dan bahan bakar mineral tetap kuat, masing-masing tumbuh sebesar 35,8 persen dan 5,4 persen (yoy) pada triwulan I 2024. Sementara, impor riil juga tumbuh 1,8 persen (yoy) pada triwulan I 2024. Secara keseluruhan, kontribusi net ekspor (ekspor–impor) terhadap pertumbuhan mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini

Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Prabowo Sentil Pemain Ekonomi Cari Keuntungan Tanpa Peduli Rakyat, PKB: Penerapan Pasal 33 Harus Tegas dan Konsisten
