Frugal Living bukan Pelit, ini Perbedaannya


Frugal Living jadi salah satu cara cepat mencapai tujuan investasi. (Foto: Unsplash/michelle henderson)
MERAHPUTIH.COM - SEORANG pria membagikan gaya hidupnya di media sosial. Di era serbamaterial, pria itu mengaku hanya menghabiskan Rp 3.000 sehari. Ia menyebut dirinya menganut gaya hidup frugal living.
Dalam menjalankan gaya hidup frugal living, pria itu bersepeda sejauh 15 kilometer dari rumah menuju kantor. Selain itu, ia tak mengeluarkan uang untuk jajan atau belanja hal-hal yang dibutuhkan. Satu-satuny yang ia beli di hari itu ialah sebuah susu dalam kemasan seharga Rp 3.000.
Saat melihat unggahan pria tersebut, tak sedikit warganet yang lantas mempertanyakan apakah gaya hidup tersebut termasuk frugal living atau hanya karena si pria bersifat pelit. Dua hal itu kemudian jadi perdebatan. Tak sedikit yang berkeseimpulan bahwa frugal living ialah sama saja dengan hidup pelit.
Padahal, secara teknis, kedua hal itu sangat berbeda. Kementerian Keuangan dalam artikel di situs mereka menyebut frugal living sebagai konsep saat seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran, penuh pertimbangan, dan disertai strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan.
Baca juga:
Dengan begitu, seseorang menerapkan konsep yang ia paham mengapa melakukan hal itu. Dengan kata lain, frugal living dimanfaatkan sebagai strategi untuk mencapai target-target di masa depan yang sudah direncanakan. Nah, untuk lebih menjelaskan frugal living bukanlah gaya hidup pelit, berikut perbedaan keduanya seperti dilansir Four Pillar Freedom.
1. Melihat Kualitas dan Harga
Besaran harga selalu jadi pertimbangan ketuka membeli barang. Tak harga tak melulu jadi faktor keputusan untuk membeli atau tidak. Seseorang yang menerapkann frugal living akan menilai kualitas barang jika sepadan dengan harga. Mereka tetap membeli barang tersebut dan menggunakannya semaksimal mungkin agar tahan lama.
Sementara itu, orang pelit cenderung membeli barang murah atau gratis tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Mereka menilai tidak masalah membeli barang semurah mungkin selama memiliki fungsi yang sama dengan barang mahal.
2. Uang sesuai kondisi
Dalam hal pengeluaran, pelaku frugal living akan mengeluarkan uang ketika benar-benar dibutuhkan, sedangkan orang yang pelit tidak ingin mengeluarkan uang sama sekali.
Misalnya, saat diajak makan di luar, pelaku frugal living masih mau menerima ajakan itu untuk sesekali selama masih sesuai dengan alokasii uang yang sudah direncanakan. Sementara itu, orang pelit lebih memilih untuk makan di rumah meskipun harus kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
3. Menyisihkan uang untuk berbagi
Perbedaan terakhir terlihat saat memberi hadiah. Orang yang frugal living biasanya akan memberikan hadiah berdasarkan tingkat kebermanfaatnya bagi orang, kendati harga yang harus dikeluarkan lumayan besar. Itulah yang membuat perbedaan menonjol dengan orang pelit.
Orang pelit dalam memberi hadiah atau berbagi cenderung hanya membeli barang mahal untuk diri sendiri dan membeli barang murah untuk orang lain bahkan enggan untuk membeli hadiah.(ayu)
Baca juga:
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Belanja Cepat, Kebiasaan Baru Kaum Urban

Kombinasi Efisiensi dan Kenyamanan Jadi Solusi Cuci Pakaian di Era Modern

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya

4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju

Amazfit Rilis Active 2, Smartwatch Premium untuk Gaya Hidup Aktif, Intip nih Fitur Unggulannya

Anak Kapolda Kalsel Kerap Pamer Jet Pribadi dan Uang Jajan Miliaran, DPR: Memalukan

Vespa Hadirkan Pop-up Store di Pacific Place Mall Jakarta, Gabungkan Dunia Luxury Fashion dan Lifestyle

Sambut Tahun Baru dengan Mencoba 'No Buy Challenge'

Tak lagi YOLO Gen Z kini Beralih ke YONO
