Musik

Frankenstrat, Gitar Monster Hasil Ketidakpuasan

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 02 Februari 2022
Frankenstrat, Gitar Monster Hasil Ketidakpuasan

Eddie Van Halen yang mengubah wajah gitar rock. (Foto: Fox News)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEANDAINYA Eddie Van Halen puas dengan gitar yang dipakai untuk menghasilkan komposisi nada pada lagu-lagu Van Halen, mungkin dia hanya dikenal sebagai gitaris pada umumnya. Celakanya Eddie bukanlah gitaris yang puas dengan nada-nada yang dihasilkan dari gitarnya.

Proses pencarian gitar dengan nada yang diinginkannya sudah berlangsung sejak pertama kalki dia belajar memainkan gitar. Ketidakpuasan mendorongnya terus mengeksplorasi instrumen petik itu demi mendapatkan yang dia inginkan.

Baca Juga:

Di Balik Gemerlap Dunia Musik, Kreativitas, Ide dan Inspirasi yang Saling Mempengaruhi

musik
Frankenstrat yang memadukan karakteristik dua gitar. (Foto: Judah Guitars)

Eddie memulainya dari gitar akustik 12 string, karena dia sangat menyukai necknya. Namun dia tidak menyukai jumlah stringnya yang dinilainya terlalu banyak. Kemudian dia menjadikannya gitar dengan enam string. Sejak saat itu Eddie bukan mencari merk gitar secara keseluruhan namun lebih pada instrumen itu menjadi penghasil bunyi yang dia harapkan.

Kemudian setelah menabung selama tiga tahun dengan bekerja sabagai loper koran, Eddie dapat membeli Goldtop Les Paul tahun 1968 dengan single coil P-90 pickup. Ini yang membuatnya kecewa adalah gitar itu tidak memiliki humbuckers seperti yang ada pada gitar milik Eric Clapton.

Ini alasan yang membuat kelahiran gitar monster buatannya. Setelah mendapat humbuckernya, dia kemudian gitar itu langsung dicabik-cabik dengan membongkar chiselnya, memperbesar lubangnya agar humbuckernya dapat dimasukan.

Dalam wawancaranya dengan Music Radar, Eddie mengatakan bahwa dia juga mengganti bridge pickup namun tak menggantikan P-90 neck pickup-nya. Alhasil orang-orang hanya melihat bahwa Eddie memainkan nada-nada pada P-90 namun dengan bunyi yang berbeda. Orang-orang tak bisa melihat dia sudah mengganti bridge pickup karena tertutup oleh tangan kanannya.

Baca Juga:

Cantika Abigail: Self Love itu Seperti Roller Coaster

musik
Hanya berbekal keinginan mendapatkan bunyi gitar yang sesuai, Eddie memperkenalkan Frankenstrat. (Foto: The Guardian)

Kemudian dari gitar itu, Eddie membeli gitar Fender Strat karena menyukai vibratonya, namun personil lainnya tak menyukai suara yang dihasilkan. Bahkan gitar itu tak dapat menerima hum yang diinginkan Eddie. Dia menekankan bahwa dari mulai dari bridge ke tuning peg harus lurus tidak bisa meleset sedikitpun, kalau tidak suara yang dihasilkan bisa berantakan. Bahkan dia tidak tahu bagaiamana menghubungkannya pada toggle switch. Namun Eddie nekat menyambungkannya begitu saja dan hasilkan memuaskannya.

Gitar Frankenstrat yang menjadi ikonnya di dunia musik menggunakan body dan neck dari Wayne Charvel dan Lynn Ellsworth yang menjual Boogie Body. Dia juga membeli body bekas dari pabrik untuk membungkusnya. Kemudian necknya memberikan lebih lebar dan memberikan keleluasaan untuk menyelaraskannya di bagian bawah.

Kemudian edddie memakai sistem tremolo dari Fender Stratocaster tahun 1958 dan kelak akan menambahkan dengan buatan Floyd Rose. Lalu dia memasukan pickup milik Gibson ES-335 dan memakai trik lama dengan memberikan lilin parafin yang bertujuan untuk meredam feedback mikropon. Setelah itu dia menempatkannya pickup itu pada posisi bridge yang membuatnya agak menjauh sedikit dari posisi tegak lurus pada string. Ini memberikan ruang pada string dari pickup Gibson dan bridge-nya Fender.

Kemudian untuk lebih menegaskan kalau gitar ini merupakan perpaduan, Eddie menempelkan stiker Gibson di kepala gitar Fendernya. Gitar Frankenstrat berhenti dipakai karena rusak akibat terlalu sering dipakai. Kemudian menggantikannya dengan gitar berwarna hitam-kuning seperti yang terlihat setelah album Van Halen II (1979) dirilis. Sayangnya gitar itu tak memuaskannya. Alhasil Eddie mencat ulang Frankenstrat dengan warna merah yang memberikannya popularitas lebih luas. (psr)

Baca Juga:

Denny Chasmala dan Edwin Cokelat Bahas Soal Musik Indonesia di 2022

#Musik #Lipsus Februari Musik
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

ShowBiz
Lirik Lagu 'Crossing The Rubicon' dari Sabaton, Kisah tentang Keberanian Julius Caesar Melawan Nasib
Sabaton berkolaborasi dengan personel Nothing More di lagu Crossing The Rubicon.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Lirik Lagu 'Crossing The Rubicon' dari Sabaton, Kisah tentang Keberanian Julius Caesar Melawan Nasib
ShowBiz
Kolaborasi Perdana Taylor Swift dan Sabrina Carpenter Lahirkan di ‘The Life of a Showgirl’, Simak Lirik Lengkapnya
The Life of a Showgirl menggambarkan sisi rapuh dan kesepian yang kerap menyertai kehidupan seorang bintang besar.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Kolaborasi Perdana Taylor Swift dan Sabrina Carpenter Lahirkan di ‘The Life of a Showgirl’, Simak Lirik Lengkapnya
Fun
Simak Lirik Lengkap 'Mood Swings', Lagu Hit Superstar Muda Inggris Henry Moddie
Single ini sekaligus memperlihatkan kembali kepiawaian Henry dalam menulis lagu dengan sentuhan halus.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Simak Lirik Lengkap 'Mood Swings', Lagu Hit Superstar Muda Inggris Henry Moddie
ShowBiz
Melanie Subono dan Fia Fellow Menggebrak Lewat 'Hawa Membara', Kolaborasi untuk Perempuan yang Berdaya
Melanie Subono dan Fia Fellow berkolaborasi dalam single Hawa Membara. Lagu ini menceritakan soal semangat perempuan yang penuh energi.
Soffi Amira - Senin, 06 Oktober 2025
Melanie Subono dan Fia Fellow Menggebrak Lewat 'Hawa Membara', Kolaborasi  untuk Perempuan yang Berdaya
Lifestyle
Party at Eden Rilis “Crown of the Emperor”, Bukan Sekadar Karya Anyar, tetapi Juga Tandai Era Baru Bermusik
Secara tematis, lagu Crown of the Emperor bercerita tentang seorang kesatria kesepian yang muak dengan kehidupannya dan bertekad membuat perubahan besar.
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Party at Eden Rilis “Crown of the Emperor”, Bukan Sekadar Karya Anyar, tetapi Juga Tandai Era Baru Bermusik
Lifestyle
Lirik 'Sembuh Kembali', di Mana Shabrina Leanor Terlibat Langsung dalam Penulisannya
Sembuh Kembali jadi bagian perjalanan musik Shabrina Leanor
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Lirik 'Sembuh Kembali', di Mana Shabrina Leanor Terlibat Langsung dalam Penulisannya
Lifestyle
Kolaborasi Corbyn Besson dengan Tzuyu Hadirkan 'Blink' Memadukan Nuansa Groovy, Penuh Energi, Playful, Simak Liriknya
Lagu “Blink” hadir sebagai sebuah duet yang memadukan nuansa groovy, penuh energi, sekaligus playful.
Frengky Aruan - Minggu, 05 Oktober 2025
Kolaborasi Corbyn Besson dengan Tzuyu Hadirkan 'Blink' Memadukan Nuansa Groovy, Penuh Energi, Playful, Simak Liriknya
Lifestyle
Lirik Lagu 'Ropang' Tentang Keyakinan Cinta dari Denny Caknan dan NDX AKA
Dalam terjemahan bahasa Indonesia, judul tersebut bermakna Roda Kehidupan, yang sarat akan pesan tentang perjuangan cinta sekaligus perjalanan hidup manusia.
Frengky Aruan - Minggu, 05 Oktober 2025
Lirik Lagu 'Ropang' Tentang Keyakinan Cinta dari Denny Caknan dan NDX AKA
Lifestyle
Ecko Show Berkolaborasi dengan Juan Reza dan Chesylino dalam Single 'Orang Baru Lebe Gacor', Simak Liriknya
Mengusung nuansa musik yang enerjik dan penuh keceriaan, lagu Orang Baru Lebe Gacor menyampaikan pesan positif tentang pentingnya move on
Frengky Aruan - Minggu, 05 Oktober 2025
Ecko Show Berkolaborasi dengan Juan Reza dan Chesylino dalam Single 'Orang Baru Lebe Gacor', Simak Liriknya
ShowBiz
Baru Dirilis, Taylor Swift Kembali Pecahkan Rekor Spotify Lewat Album 'The Life of a Showgirl'
Taylor Swift pecahkan rekor Spotify lewat album 'The Life of a Showgirl.' Album ini menjadi yang paling banyak diputar selama 24 jam.
Soffi Amira - Sabtu, 04 Oktober 2025
Baru Dirilis, Taylor Swift Kembali Pecahkan Rekor Spotify Lewat Album 'The Life of a Showgirl'
Bagikan