Fenomena Mbediding Terjang Yogyakarta, Ini Penyebabnya


Sumbu Kosmologis Yogyakarta merupakan sumbu imajiner yang terbentang sepanjang enam kilometer. (Unsplash/Angga Kurniawan)
MerahPutih.com - Suhu udara dingin terasa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa hari terakhir ini.
Kondisi ini dipicu menguatnya angin Monsun Timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan dingin.
"Kondisi suhu udara yang lebih dingin ini karena adanya pergerakan massa udara dari Australia yang membawa massa udara dingin dan kering melewati wilayah Indonesia atau disebut dengan Monsun Dingin Australia," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono.
Suhu minimum terendah yang tercatat di wilayah DIY dalam periode 30 hari terakhir terjadi pada 9 dan 10 Juli 2025 di wilayah Pakem, Kabupaten Sleman yang menyentuh 18 derajat Celsius.
Baca juga:
Kerasa Enggak? Wilayah Jakarta dan Sekitarnya Terasa Dingin Ternyata Ini Penyebabnya
Fenomena ini dalam istilah lokal dikenal sebagai mbediding dan lazim terjadi selama puncak musim kemarau.
Suhu dingin yang terasa di kota gudeg, kata dia, juga turut dipengaruhi rendahnya kelembaban udara, karena kandungan uap air di dalam tanah dan udara yang menipis.
"Tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima di siang hari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terlepas dan hilang ke angkasa," ujar Warjono.
Fenomena mbediding ini diperkirakan akan berlangsung selama periode puncak musim kemarau pada rentang Juli hingga Agustus 2025.
"Kami mengimbau masyarakat menjaga kondisi tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, cukup minum air, menjaga pola tidur, serta mengenakan pakaian hangat saat malam hingga pagi hari," katanya.
Angin Monsun Timuran secara umum bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia pada periode April hingga Oktober setiap tahun.
Angin tersebut bersifat kering karena berasal dari wilayah bertekanan tinggi dan tidak banyak mengandung uap air. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Gempa Dangkal Parigi Moutong Terasa Hingga Palu dan Poso, BKMG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Landa Parigi Moutong Sulteng Pagi Tadi, Sekolah Langsung Diliburkan

Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Tasikmalaya Pagi Ini

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Jumat, 29 Agustus 2025

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Lampung Pagi ini, BMKG Jamin Tak Berpotensi Tsunami

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan di Sejumlah Kota pada Kamis, 28 Agustus, Lainnya Berawan Tebal

Hari Ini Jabodetabek Cerah Berawan Kecuali Bogor, Suhu Maksimal 33 Derajat Celcius

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan Masih Turun di Sejumlah Kota pada Rabu, 27 Agustus 2025, Lainnya Cerah hingga Berawan Tebal

Bakal Terjadi Perubahan Suhu Selama Satu Pekan Mendatang, Warga Harus Jaga Kesehatan

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan Turun di Sebagian Besar Kota pada Selasa, 26 Agustus
