Female Athlete of The Year Versi AP Jatuh Kepada Naomi Osaka
Naomi Osaka. (Foto Elle)
SETELAH menjadi atlet perempuan dengan bayaran tertinggi sepanjang sejarah, kini Naomi Osaka terpilih sebagai Female Athlete of The Year versi Associated Press (AP) yang diumumkan pada Minggu (27/12) lalu.
Di usianya yang masih 23 tahun, atlet berdarah Jepang dan Amerika Serikat ini telah memenangkan tiga Grand Slams, satu dari Australian Open dan dua lainnya dari US Open.
Tidak hanya dikenal dari kebolehannya bermain tenis, atlet kelahiran 16 Oktober 1997 ini juga kerap menggunakan suaranya untuk berkomentar tentang ketidakadilan politik dan isu-isu ekonomi dan sosial yang terjadi tahun ini.
Bahkan, laman Hypebeast melaporkan bahwa Osaka menggunakan masker wajah bertuliskan nama-nama korban kekerasan berkulit hitam termasuk George Floyd, Breonna Taylor, Tamir Rice, Elijah McClain, Ahmaud Arbery, Trayvon Martin, dan Philando Castile pada pertandingan US Open September lalu.
BACA JUGA:
Ketika ia memenangkan US Open, Osaka pun memanfaatkan pidatonya untuk membahas tentang diskriminasi rasialis dan pandemi COVID-19. "Sangat sulit untuk terisolasi dari keluarga di sebagian besar tahun, tetapi itu tidak berarti apa-apa dibandingkan orang lain. Sangat sedih melihat dan membaca berita orang-orang yang menderita karena COVID-19," ungkap Osaka yang dikutip dari laman NBC Sports.
"Lalu melihat ketidakadilan dari polisi seperti (kasus) George Floyd, Breonna Taylor, dan Jacob Blake pada musim panas lalu sangat mematahkan hatiku. Aku sangat bangga dengan kemenangan US Open-ku, tetapi lebih dari itu saya ingin membuat orang-orang untuk membahas tentang masalah-masalah yang sebenarnya terjadi," tambahnya.
BACA JUGA:
Billie Jean King, pemain tenis profesional legendaris yang telah memenangkan 39 Grand Slam pun memberikan pujian tertinggi kepada Osaka. "Dirinya sendiri sebagai pemimpin tidak hanya di dalam tenis perempuan, melainkan di semua cabang olahraga dan menjadi kekuatan untuk membuat perubahan di dalam masyarakat," ucap King kepada AP.
Bagi King, Osaka berhasil menyelesaikan tugas sulit, yaitu selalu memiliki performa yang sangat baik di dunia olahraga. Di sisi lain, Osaka juga menggunakan platform yang dimilikinya untuk sukses di luar olahraga.
"Dia memicu percakapan tentang keadilan sosial, yang hasilnya lebih besar dari tenis, lebih besar dari olahraga. Dan dengan melakukan itu, ia meningkatkan standar bagi semua orang yang ingin memenfaatkan bakat dan talenta yang kita miliki untuk menciptakan perbedaan terhadap dunia ini," tutup King. (SHN)
BACA JUGA:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Timnas Cricket Indonesia Pecahkan 2 Rekor Dunia di Bali, Raih 8 Kemenangan Sempurna di Rising East Asia Triseries 2025
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Ksatria, Diakui atas Jasanya bagi Dunia Sepak Bola dan Masyarakat Inggris
Indonesia Amankan 3 Emas di Para Badminton International 2025, Siap Buru Gelar Juara Umum
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games
Ketum NOC Proaktif Akan Temui IOC Cari Solusi Larangan Gelar Ajang Olahraga Internasional