FBI Rilis Aplikasi Pelacak Karya Seni yang Dicuri
Agar publik bisa melaporkan karya seni yang hilang. (Foto: Unsplash/Diane Picchiottino)
WARGA negara dan institusi seni sekarang dapat melacak karya seni yang dicuri dengan mudah dari ponsel mereka. Pasalnya, pada hari Senin lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) merilis versi berbasis aplikasi dari National Stolen Art File (NSAF) AS, yakni sebuah basis data karya seni curian dan objek budaya yang signifikan.
Aplikasi NSAF awalnya dirancang untuk penegak hukum dan pekerja industri seni, tetapi siapa pun di dunia dapat menggunakannya untuk memverifikasi status hukum kekayaan budaya hanya dengan beberapa langkah mudah.
Baca Juga:
"Salah satu evolusi terbesar NSAF adalah membuatnya tersedia untuk umum," kata Colleen Childers dari program kejahatan seni FBI dalam sebuah pernyataan seperti disiarkan CNN.
"Sekarang, dengan pembaruan seluler yang telah kami lakukan, kami ingin terus mendorong untuk menjadikannya platform yang lebih ramah pengguna,” lanjutnya.
View this post on Instagram
Aplikasi ini menawarkan fungsi pencarian dan filter yang mengkategorikan seni berdasarkan deskripsi, lokasi, dan genre, serta kemampuan berbagi untuk membantu menyebarkan berita dan mengirimkan tip langsung ke FBI. Aplikasi ini tersedia secara gratis untuk diunduh dan digunakan.
Saat ini, aplikasi tersebut telah mencantumkan lebih dari 4.000 objek yang dicuri, terkadang disertai dengan foto. Barang-barang ini berkisar dari cat air, potongan altar, hingga pendingin anggur. Pengguna juga dapat memeriksa daftar dan membandingkannya dengan barang yang mereka miliki, barang yang mereka lihat, atau barang yang ingin mereka beli.
Baca Juga:
Rupanya, aplikasi NSAF FBI bukan kali pertama memanfaatkan ponsel publik untuk mencari karya seni yang dicuri. Pada tahun 2014, tim kejahatan seni Carabinieri Italia merilis aplikasi smartphone pertama yang meminta dukungan publik dalam perang melawan kejahatan warisan budaya.
Lalu, pada 2021, Organisasi Polisi Kriminal Internasional (Interpol) meluncurkan aplikasi ID-Art , sebuah alat yang memungkinkan akses lebih luas ke database organisasi seni curian sekaligus melaporkan dan mencatat situs dan benda warisan budaya yang berisiko.
Sebagai informasi, National Stolen Art File (NSAF) FBI dimulai pada akhir tahun 70-an dengan misi sederhana: Meminta bantuan publik untuk memulihkan mahakarya yang hilang atau dicuri. Sejak itu, FBI melaporkan bahwa lebih dari 8.000 item telah terdaftar di database. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Performa OPPO Find X9 Ultra Diklaim Luar Biasa, Dibekali Kamera Utama 200MP
OPPO Jadikan Flagship Store Gandaria City sebagai Ruang Nongkrong Teknologi Berkonsep 'Third Living Space'
Sony A7 V Meluncur dengan Sensor 33 MP dan AI Canggih, Intip Keunggulannya
Xiaomi 17 Ultra Bisa Rilis Lebih Cepat, Sudah Bisa Pre-order dari 15 Desember
Spesifikasi Lengkap OPPO Reno 15c Bocor, Dijadwalkan Rilis 19 Desember 2025
Sudah Raih Sertifikasi, Xiaomi 17 Siap Debut Global dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
iPhone 18 Bakal Uji Coba Face ID di Bawah Layar, Apple Siap Masuki Era Baru
Samsung Galaxy Z TriFold Sudah Mengaspal di China, Harganya Mulai dari Rp 47,1 Juta
Realme 16 Pro Segera Meluncur, Bawa Lensa Telefoto dan Baterai 7.000mAh
Xiaomi 17 Ultra Paling Cepat Bisa Dipesan Mulai Desember, tak Perlu Menunggu hingga 2026!