Facebook Larang Penjualan Artefak Bersejarah
Situs Facebook melarang penjualan artefak. (Foto: Unsplash/Glen Carrie)
BENDA-benda sarat sejarah telah banyak diambil dari zona perang, seperti Suriah dan Irak, dalam beberapa tahun terakhir. Pencurian dan perdagangan artefak kuno memiliki sejarah panjang di Timur Tengah. Termasuk di tempat lain di dunia, seperti Afrika dan Asia Tenggara.
Kelompok IS ialah pihak membawa penjarahan ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka melakukan hal itu selama masa pemerintahan berdarah lewat teror di Irak Utara dan Suriah.
Baca juga:
Kuil Baru di India ini Merupakan Sumber Air
Saat berbicara kepada Euronews tahun lalu, Dr Amr Al-Azm, Co-Founder Antiquities Trafficking and Heritage Anthropology Research Project (ATHAR), mengatakan tidak sedikit orang menjual artefak. Mulai dari penjarah profesional sampai orang-orang yang sudah putus asa. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidup.
Ia menyoroti media sosial telah menjadi kunci untuk mendorong meningkatnya perdagangan artefak kuno. "Masalah yang dibiarkan menjadi begitu besar sekarang ini memberikan efek signifikan. Andai saja mereka bisa mengambil langkah tentang hal itu saat dimulai pertama kali," katanya.
Akhirnya, menanggapi harapan itu, raksasa media sosial Facebook menyatakan melarang penjualan artefak di situs mereka. Itu merupakan satu-satunya cara terbaik yang bisa mereka lakukan. Hal itu memastikan agar patung, peninggalan, dan harta bersejarah lainnya tidak dapat dibeli secara sengaja atau tak sengaja.
"Artefak bersejarah memiliki nilai pribadi dan budaya yang signifikan bagi komunitas di seluruh dunia. Namun, penjualan benda-benda tersebut sering kali menghasilkan perilaku berbahaya," ujar Greg Mandel, Manajer Kebijakan Publik Facebook dalam sebuah pernyataan kepada Euronews.
Atas dasar kepedulian itu, Facebook telah lama memiliki aturan yang mencegah penjualan artefak curian. Untuk menjaga artefak itu dan pengguna aman, Facebook telah bekerja untuk memperluas aturan mereka. "Mulai hari ini, kami melarang pertukaran, penjualan atau pembelian semua artefak sejarah di Facebook dan Instagram," imbuh Mandel.
Perubahan kebijakan itu mengikuti tekanan signifikan dari sejumah kelompok, termasuk Antiquities Trafficking and Heritage Anthropology Research Project (ATHAR).
Al-Azm dan rekannya, Katie Paul, menghabiskan bertahun-tahun menjaring unggahan media sosial yang mengiklankan barang antik untuk dijual dari zona perang, seperti Yaman, Libia, Irak, dan Suriah.
Unggahan itu mencakup koin emas dan perak hingga mosaik besar. Banyak di antaranya dijarah dari museum dan situs bersejarah oleh kelompok-kelompok militan. Termasuk yang disebut IS. Mereka merebut petak-petak Irak dan Suriah antara tahun 2014 dan 2019, ketika benteng terakhir di Suriah direbut kembali.
Baca juga:
Dengan Tekonologi Modern Mampu Membaca Kota Kuno di Bawah Tanah
Saat mengomentari perubahan kebijakan pada 23 Juni lalu, Al-Azm mengatakan hal itu merupakan sesuatu yang positif. Perusahaan mengakui kegiatan ilegal dan berbahaya sedang terjadi pada platform mereka. Namun, ia mempertanyakan keseriusan Facebook untuk memberantas penjualan artefak ilegal.
Dalam hal ini, Facebook akan bergantung pada pengguna yang melaporkan penjualan daripada langsung memoderasi unggahan. "Saat ini penjualan senjata dan spesies satwa liar yang terancam punah dilarang oleh standar komunitas dan harus dilaporkan. Namun, masih ada perdagangan yang berkembang di kelompok dan halaman Facebook," katanya.
Ia menambahkan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan penjualan artefak akibat penjarahan. Hal itu merupakan dampak dari melemahnya ekonomi, kehilangan pekerjaan, dan teralihkan pada krisis oleh pasukan polisi global. Hal itu, katanya, hanya menekankan perlunya strategi penegakan yang lebih aktif.
Al-Azm meminta Facebook sebagai perusahaan media sosial terbesar di dunia untuk berinvestasi pada tim ahli guna mengidentifikasi dan menghapus jaringan daripada melalui postingan dan akun individu. "Kalau tidak, keadaan tidak akan ada yang berubah," tutupnya. (lgi)
Baca juga:
Membaca Instruksi Misterius Pascakiamat di Guidestones Georgia
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Redmi Siap Rilis HP dengan Baterai 9.000mAh, Pakai Chipset Dimensity 8500
Era Baru Fotografi Mobile: OPPO Find X9 Series Andalkan AI Relight dan Kamera Hasselblad
OPPO Find N6 Bakal Jadi HP Lipat Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 6
OPPO Find X9 Series Segera Rilis di Indonesia, Sudah Bisa Dipesan dari Sekarang!
Bocoran Huawei Mate 70 Air: Bawa RAM Jumbo dan Daya Tahan Baterai Lebih Lama
Samsung Galaxy S25 Plus Terbakar usai Overheating, Pemilik Alami Luka Bakar Ringan
Baterai OPPO Find X9 Pro Kalahkan iPhone 17 Pro, Kuat Diajak Main Game hingga Streaming!
OPPO Find X9 Pro Sudah Rilis, Usung Kamera Telefoto Hasselblad 200MP dan Baterai 7.500mAh
OPPO Find X9 Akhirnya Meluncur, Bawa Kamera Hasselblad hingga Dimensity 9500
iPad Pro M5 Lolos TKDN, Simak Spesifikasi dan Keunggulannya