Elon Musk: Pemerintahan Biden Tolak Tawaran Bayar Pajak Karbon
Dimaksudkan guna mendorong peralihan lebih cepat ke energi terbarukan. (Foto: Business Insider)
CEO Tesla, Elon Musk, baru-baru ini mengajukan penawaran kepada Presiden Joe Biden terkait pajak karbon. Hal ini dimaksudkan guna mendorong peralihan lebih cepat ke energi terbarukan. Namun, tawarannya ditolak karena dianggap “terlalu sulit secara politis”.
Mengutip The Verge, gagasan itu ia sampaikan lewat percakapannya di podcast Joe Rogan, Kamis (11/2). Rogan menyampaikan pertanyaan kepada Musk apakah diperlukan terobosan teknologi baru untuk meningkatkan adopsi kenadaraan bertenaga baterai. Musk pun berpendapat sebenarnya masalah yang lebih besar adalah 'sangat banyak baterai yang dibutuhkan' untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Menurut Musk untuk mendorong perubahan itu, perlu adanya pemberian harga pada karbon.
Baca juga:
Jeff Bezos dan Elon Musk Pecahkan Rekor Kekayaan Baru di Tengah Pandemi
“Sejujurnya rekomendasi utama saya adalah memiliki pajak karbon. Karena kami tidak membayar untuk kapasitas CO2 lautan dan atmosfer, kami memiliki apa yang dalam ilmu ekonomi disebut eksternalitas tanpa harga,” papar Musk.
“Pasar tidak dapat menanggapi eksternalitas yang tidak dihargai. Jika kita hanya memberi harga, pasar akan bereaksi dengan cara yang masuk akal,” lanjutnya.
Musk menyarankan agar konsumen membayar pajak dan potongan harga dapat ditawarkan kepada orang-orang yang berpenghasilan rendah. Pajak karbon dapat membantu lebih jauh bahkan lapangan bermain untuk mobil listrik Tesla, meskipun SpaceX juga harus membayar.
“Saya berbicara dengan pemerintahan Biden, dan mereka seperti ini ‘Ini sepertinya terlalu sulit secara politis’. Itu setidaknya setengah dari alasan mengapa Biden terpilih, jadi mengapa ia tidak berjuang untuk itu?,” lanjut Musk.
Baca juga:
Ini bukan kali pertama Musk menuntut pajak karbon. Orang terkaya di dunia ini dilaporkan melontarkan idenya selama pertemuan awal dengan pemerintahan Trump namun tidak juga mendapat dukungan.
Ia bahkan pernah menyerukan “pemberontakan” terhadap industri bahan bakar fosil sambil mengajukan kasus pajak karbon, serta menuduh perusahaan minyak besar berkonspirasi melawan Tesla.
Di podcast Joe Rogan ia mengatakan bahwa, 'tidak mendukung atau menjatuhkan industri minyak dan gas' karena hal itu akan membuat marah orang-orang uang bekerja di sana. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?
Huawei Pura X2 Meluncur 2026, Kemungkinan Pakai Chipset Kirin 9030
Bocoran Vivo X300 Ultra: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Baterai 7.000 mAh
Galaxy Z TriFold Resmi Meluncur 12 Desember di Korea Selatan, ini Spesifikasi dan Harganya
Samsung Luncurkan Galaxy Z TriFold 12 Desember, hanya untuk Pasar Korea di Penjualan Perdana
OPPO Find N6 Sudah Masuk Uji Coba di India, Siap Meluncur dalam Waktu Dekat!
Kamera Samsung Galaxy S27 Ultra Dinilai Mengecewakan, tak Banyak Perubahan?