Ekonomi RI Tumbuh 5,3 Persen Tahun 2016, Tapi Ada Syaratnya


Jajaran gedung bertingkat menjelang matahari terbit terlihat dari kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Sabtu (4/7). (foto Antara/M Agung Rajasa)
MerahPutih Bisnis - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen. Estimasi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mencapai 5,3 persen pada tahun depan.
"Di 2015, kami lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,7 persen. Ekspektasi kami di 2016 bisa 5,3 persen," kataEkonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop dalam acara Paparan Indonesia Economic Quarterly berjudul 'Di Tengah Volatilitas Dunia', di Energy Building, Jakarta, Kamis (22/10).
Ndiame mengatakan saat melaporkan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly -IEQ) edisi Oktober 2015, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa naik sekira 10 basis poin (0,1 persen) menjadi 4,8 persen.
Namun, proyeksi ini disertai resiko, seperti kemungkinan naiknya suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate), perlambatan di negara-negara mitra dagang seperti Tiongkok.
"Pelemahan di sektor swasta akibat depresiasi nilai tukar dan berkurangnya marjin keuntungan, serta kemarau akibat pola cuaca El Nino," ujarnya.
Ahli ekonomi asal Senegal ini mengingatkan dampak El Nino berpotensi meningkatkan harga beras hingga 10 persen untuk tahun ini, dan inflasi bisa mencapai 0,3 hingga 0,6 persen.
Rumah tangga miskin menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk makanan dan akan merasakan dampak yang lebih besar akibat naiknya harga-harga barang tersebut.
Pemerintah diminta fokus pada tiga bidang yakni, paket deregulasi ekonomi, meningkatkan belanja pemerintah, dan memperkuat stimulus untuk memacu pertumbuhan ekonomi tahun depan agar tercapai hingga 5,3 persen.
"Upaya-upaya untuk membantu dunia usaha dan masyarakat, serta reformasi regulasi untuk mengatasi birokrasi guna investasi dan ekspor, akan sangat membantu. Demikian juga berbagai upaya reformasi lain yang akan memperkuat iklim investasi dan mendorong pertumbuhan. Perhatian juga dapat diberikan ke sektor manufaktur dan paristiwa, yang selama ini kurang banyak digali. Hal ini dapat meningkatkan pendapat dan mencegah defisit transaksi berjalan kembali meningkatkan begitu pertumbuhan menguat," tandasnya. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Data Kemiskinan Warga Indonesia Mengacu BPS Bukan Data Bank Dunia

Beda Jumlah Angka Kemiskinan di Indonesia Versi BPS dan Bank Dunia, Ini Jawabannya!

Duh, Indonesia Nomor 4 Negara Berpenduduk Miskin Dunia, Mencapai 60,3 Persen

Investasi Bangunan Landai, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Turun 0,1%

Jumlah Orang Miskin Versi Bank Dunia Naik, Indonesia Tetap Pakai Ukuran USD 3,65 bukan USD 6,85 Per Hari

Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Melambat Bergerak 4,5 Hingga 5,0 Persen

Bank Dunia Sebut Penciptaan Lapangan Kerja Kelas Menengah di Indonesia Tertinggal

Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Kian Berat, Bank Dunia Proyeksi Rata-Rata 4,8%

Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2025 Capai Target
