Di Tengah Tekanan Amerika, Huawei Teken Kerjasama Layanan 5G dengan Rusia
Perusahaan Raksasa Telekomunikasi Huawei akan mengembangkan teknologi 5G di Rusia (Foto: Official Huawei)
MerahPutih.Com - Raksasa telekomunikasi Huawei menandatangani kesepakatan dengan perusahaan layanan internet dan ponsel terkemuka Rusia di tengah tekanan Amerika Serikat.
Huawei, perusahaan telekomunikasi yang berpusat di Shenzhen, dan perusahaan telekomunikasi Rusia MTS telah menandatangani kesepakatan "pengembangan teknologi 5G dan peluncuran percobaan jaringan generasi kelima pada 2019 dan 2020", menurut MTS.
Penandantanganan kesepakatan tersebut membuat Amerika tersinggung lantaran selama ini Huawei dituduh terlalu dekat dengan pemerintah China padahal selama ini Huawei beroperasi di wilayah AS.
Upacara penandatangan berlangsung di kantor kepresidenan Rusia, Kremlin, di sela-sela kunjungan tiga hari Presiden China Xi Jinping, yang menghadiri upacara tersebut bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (6/6).
Berdasarkan kesepakatan itu, Huawei dan MTS perusahaan berkewajiban membangun rencana 2019-2020 soal penerapan teknologi 5G dan jaringan internet dengan menggunakan infrastruktur milik MTS. Mereka juga akan mengembangkan jaringan komersial LTE dan meluncurkan zona uji coba dan melakukan percobaan jaringan 5G untuk bermacam penggunaan, termasuk prasarana.
Upacara penandatangan berlangsung bersamaan dengan percakapan video internasional pertama, dengan menggunakan jaringan 5G Rusia, yang menghubungkan St. Petersburg dan Ibu Kota Finlandia, Helsinki.
Perusahaan telepon seluler terkemuka Rusia itu dan Huawei setuju untuk bekerja sama dalam teknologi 5G di tengah tekanan terus-menerus yang diterima perusahaan raksasa teknologi China tersebut oleh Amerika Serikat.
Amerika sebagaimana dilansir Antara dari Sputnik News menyatakan bahwa perusahaan itu bekerja dengan pemerintah China dan memasang fitur-fitur sistem komputer pada peralatannya sehingga Beijing dapat menggunakannya untuk melakukan pemata-mataan dan serangan siber. Pemerintah dan perusahaan China itu telah membantah tuduhan tersebut.
BACA JUGA: Ketua DPR Serukan Kubu Jokowi dan Prabowo Berdamai Saat Lebaran
Nikmati Libur Lebaran di Pantai, Waspadai Gelombang Tinggi di Sejumlah Wilayah Ini
Selain secara terbuka mencela Huawei, AS melarang peralatan perusahaan China itu beredar di negaranya serta melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan pengalihan teknologi dan perangkat lunak Huawei ke AS.
Larangan tersebut mengakibatkan Google memutus dukungan Android bagi produk-produk Huawei serta para pabrik mikrocip berhenti menjual produk mereka ke perusahaan raksasa China itu.
Pada saat yang sama, Washington telah meningkatkan tekanan pada negara-negara sekutunya di Eropa untuk melarang keberadaan Huawei.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Bocoran Huawei Mate 70 Air: Bawa RAM Jumbo dan Daya Tahan Baterai Lebih Lama
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Meluncur November, Huawei Mate 80 Pro+ Muncul dengan Desain Kamera Baru
Super Awet! Huawei Watch GT 6 Series Mampu Bertahan hingga 21 Hari
Huawei Watch GT 6 Series Rilis di Indonesia, Smartwatch Premium dengan Fitur Kelas Atas
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem