Dewan PSI: Pemilihan Direksi Bank DKI Jangan Hanya Karena Orang ‘Titipan’
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Francine Widjojo. (foto: dokumen PSI)
MerahPutih.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Francine Widjojo, mendesak agar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menerapkan prinsip meritokrasi dalam merekrut orang untuk mengisi jajaran Direksi Bank DKI.
"Posisi-posisi penting di BUMD Provinsi DKI Jakarta, termasuk Bank DKI, seharusnya diisi oleh para profesional berorientasi pelayanan publik yang efisien bagi warga Jakarta," kata Francine di Jakarta, Jumat (18/4).
Francine menyayangkan apabila penempatan orang-orang ‘titipan’ berakibat kepada timbulnya permasalahan di Bank DKI yang dapat mengurangi kepercayaan nasabah ke depannya.
"Sangat disayangkan dan disesalkan bila benar bahwa permasalahan yang timbul di Bank DKI diakibatkan oleh orang titipan dan bisa jadi membawa kepentingan-kepentingan tertentu. Apalagi di bidang perbankan yang menyangkut dana masyarakat dan kepercayaan publik," ucapnya.
Baca juga:
Pramono Anung Ungkap Alasan Pencopotan Direktur IT Bank DKI Terkait Masalah Layanan
Dalam kesempatan sebelumnya (11 April 2025), Francine mengungkapkan bahwa gangguan yang dialami oleh nasabah Bank DKI, sehingga tidak bisa menarik atau mengirim uangnya ke luar terjadi lebih dari dua minggu lamanya. Hingga kini layanan transfer ke bank lain dari mobile banking Bank DKI belum bisa dilakukan. Ditambah lagi, transfer online dari bank lain ke Bank DKI juga belum bisa.
Menurut Francine, kepercayaan para nasabah dalam menitipkan uangnya kepada Bank DKI turut ditentukan oleh kompetensi pejabat-pejabat yang dipilih untuk mengelola bisnis tersebut.
"Kepercayaan stakeholders, terutama nasabah terhadap bank juga salah satunya ditentukan oleh siapa orang-orang yang mengurusinya, bagaimana kemampuannya dalam mengurusi bisnis tersebut, serta bagaimana penanganan yang tepat dan cepat ketika terjadi masalah," paparnya.
Menurut dia, Bank DKI harusnya menunjuk orang yang tepat, yaitu orang-orang dengan kemampuan yang relevan serta terpilih karena meritokrasi.
Baca juga:
Bank DKI Perbaiki Sistem Layanan Transfer Antarbank, Perlu Waktu dan Kehati-hatian
Francine menegaskan bahwa adanya nasabah menarik uangnya sebagai akibat dari gangguan yang dialami merupakan tanda bahaya bagi Bank DKI.
"Semakin larutnya masalah di Bank DKI yang layanannya masih belum pulih normal dalam 3 minggu terakhir, sehingga mendorong beberapa nasabah menarik uangnya menjadi tanda bahaya bagi Bank DKI. Artinya, tidak sedikit nasabah yang meragukan atau bahkan kehilangan kepercayaannya terhadap Bank DKI," jelasnya.
Apabila mengacu kepada jumlah pengguna aplikasi Bank DKI sendiri, data pada tahun 2023 lalu menunjukkan terdapat sebanyak 2,23 juta pengguna JakOne Mobile. Francine mengingatkan bahwa Bank DKI yang membutuhkan nasabah, alih-alih sebaliknya.
"Bank DKI harus ingat bahwa bank yang butuh uang nasabah, bukan sebaliknya. Pemulihan kepercayaan ini bisa dilakukan dengan pertama-tama segera memulihkan layanan perbankannya. Selain itu, Bank DKI harus segera melakukan upaya-upaya memastikan dan meyakinkan masyarakat bahwa uangnya aman di Bank DKI," tandasnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pemprov DKI Luncurkan JakSimpus, Perkuat Layanan Kesehatan dan Dukungan Jakarta Siaga Stroke 2026
Hadapi Banjir Rob, Pemprov DKI Kebut Tanggul Raksasa di Pesisir Jakarta
Setop Bilang Kebaya Cuma Buat Emak-Emak! Pemprov DKI Gencarkan Jurus Agar Anak Muda Naksir Warisan UNESCO
Pramono Ambil Alih Tanggul Bocor Muara Baru Agar Jakarta Tak 'Tenggelam' Walau Bukan Tugas Pemprov DKI
Pramono Bongkar Jam Krusial Banjir Rob Ganas yang Bakal Melanda Jakarta Besok
Fenomena Gunung Es Kekerasan Anak di DKI Bikin Merinding, DPRD Tekankan Tiga Jurus yang Wajib Sekolah Jalankan
Pramono Anung Minta Anak Buah Siaga Banjir Rob dan Curah Hujan Tinggi, Camat Hingga Lurah Wajib Hadir di Lapangan
Dana Rp 1 Triliun Tersalur Tepat Waktu, Bank Jakarta Siap Perluas Pembiayaan
Pemprov DKI Jakarta Siapkan Pasar Murah di 5 Lokasi, Bantu Ringankan Beban Warga Prasejahtera
Pemprov DKI Bagikan KLG untuk Penyandang Disabilitas, Rano Karno: Jakarta Harus Inklusif