Deteksi Dini dan Respon Cepat Efektif Lumpuhkan Aksi Terorisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 24 Desember 2016
Deteksi Dini dan Respon Cepat Efektif Lumpuhkan Aksi Terorisme

Anggota Polri bermotor berpatroli di kawasan Car Free Night, Bunderan HI, Jakarta, Kamis (31/12). (Foto Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Indonesia – Jelang akhir tahun ancaman terorisme di Indonesia dan di belahan lain dunia semakin meningkat. Namun, berkat deteksi dini dan respon cepat aparat. Selain itu, beberapa rencana teror berhasil digagalkan dan pelakunya ditangkap, termasuk kelompok teroris dengan lima bom siap ledak di Serpong, Tangerang.

Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, MSi menilai deteksi dini dan respon cepat (terrorism early warning and terrorism early respon) aparat itu adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya aksi terorisme di Indonesia. Namun deteksi dini dan respon cepat terkait ancaman terorisme itu harus terus ditingkatkan terutama menjelang akhir tahun. Begitu juga tahun depan, Hamdi meyakini ancaman terorisme transnasional ke Indonesia akan makin besar akibat faktor ketegangan internasional.

“Itu pasti akan berimbas ke Indonesia. Akan banyak amaliyah dan seruan aksi teror di tanah air oleh kelompok radikal, khususnya ISIS. Intinya deteksi dini dan respon cepat harus selalu dilakukan menghadapi masuknya serangan paham transnasional seperti ISIS ke Indonesia,” ujar Hamdi Muluk di Jakarta, Rabu (21/12).

Sebenarnya, lanjut pakar derakalisasi ini, dari dulu baik zaman Al Qaeda, Jamaah Islamiyah, dan sebagainya, bentuk paham transnasional tidak jauh beda. Mereka hanya berganti kulit, sementara ideologinya sama. Mereka juga sama bertujuan membuat negara Islam atau khilafah islamiyah, jihad, amaliyah, perekrutan, dan menggalang dana.

Namun, kata Hamdi Muluk, ancaman terorisme makin besar dengan adanya internet (dunia maya). Saat ini dunia maya telah menjadi tempat perekrutan, bertemu, dan penyebaran ajaran. Karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) wajib memberikan perhatian khusus ke dunia maya. Bentuknya, BNPT harus mengembangkan deteksi dini dan respon cepat. Selain itu, BNPT harus punya pusat data yang terintegrasi, baik itu untuk proses pemantauan, analisa, dan mengamati gerakan kelompok teroris.

“Faktanya jelas aksi-aksi terorisme yang terjadi di Indonesia akhir-akhir pelakunya teradikalisasi lewat dunia maya. Seperti ‘pengantin’ wanita kasus bom Panci di Bekasi, Dian Yulia. Ia belajar lewat facebook dan Sosmed saat jadi TKW di Hongkong dan Singapura, yang kemudian berhubungan dengan jaringan Bahrunnaim. Ia terus teradikalisasi lewat chatting melalui telegram, bahkan menikah pun dilakukan melalui dunia maya. Fakta inilah yang menjadikan dunia maya harus mendapat perhatian khusus,” ungkap Prof. Hamdi.

Ia menegaskan, dengan adanya sistem deteksi dini dan respon cepat yang terintegrasi di BNPT, maka pengambil kebijakan akan cepat tanggap mengeluarkan keputusan. Intinya, urusan terorisme harus direspon cepat. Namun ia menyadari, tugas BNPT ke depan akan sangat berat. Pasalnya tidak hanya penanggulangan terorisme dari sisi deteksi dini dan respon cepat itu, peran besar BNPT dalam program deradikalisasi juga banyak diharapkan masyarakat.

“Ke depan pencegahan terorisme polanya multi stakeholder. Artinya tidak bisa pencegahan terorisme hanya tanggungjawab BNPT. Tapi BNPT tetap menjadi badan yang bertugas mengkoordinasikan, membuat blueprint, sinkronisasi, monitoring, dan evaluasi,” tutur Prof. Hamdi.

Seperti diketahui, BNPT akan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 25 Kementerian dan Lembaga dalam melakukan program pencegahan terorisme awal tahun depan. Langkah itu sebagai bentuk penguatan penanggulangan terorisme dengan melibatkan seluruh stakeholder dan juga masyarakat. Menurut Prof. Hamdi Muluk, MoU ini dinilai akan menjadi momentum untuk meningkatkan kerjasama penanggulangan terorisme yang diperluas dan lebih baik sehingga masing-masing kementrian dan lembaga memiliki tanggungjawab masing-masing, dengan BNPT sebagai koordinatornya.

Contohnya, untuk pendidikan kebangsaan dan pencegahan masuknya paham radikal mulai dari SD sampai perguruan tinggi menjadi wilayah Kemendiknas dan Kemendikti. Kementrian Agama membawahi pendidikan pesantren. Menkominfo harus menyeleksi itu konten radikal di website. Ini juga bisa menjadi deradikalisasi dunia maya. Selain itu, Ormas-ormas seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain harus dirangkul untuk memantau anggotanya agar tidak terjangkit paham radikal.

“Hanya dengan cara itu, peluang radikalisme dan terorisme berkembang bisa dipersempit ruang geraknya,” tukas Prof. Hamdi Muluk.

#Radikalisme #Terorisme #ISIS
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Bagikan