Desakan Copot Kapolri Buntut Kematian Laskar FPI Dinilai Berlebihan


Kapolri Idham Azis. (Foto: Mabes Polri).
MerahPutih.com - Desakan mencopot Kapolri Jenderal Idham Azis buntut kematian enam simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dinilai berlebihan.
Praktisi Hukum Serfasius Serbaya Manek mengkritisi pernyataan yang mendesak Presiden Jokowi harus segera mencopot Kapolri Jenderal Idham Azis.
Baca Juga
Komnas HAM Minta Polisi dan FPI Terbuka soal Kasus Penembakan di Tol Japek
"Itu adalah pernyataan genit yang tidak menempatkan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan kelompok," katanya kepada wartawan, Selasa (8/12).
Ia menyebut, Polisi dan TNI mesti proaktif terhadap penegakkan Kamtibmas agar negara aman, ramai investasi.
"Sehingga masyarakat bisa bekerja dengan tenang mencari nafkah," tambahnya.
Menurut Serfasius, tindakan kepolisian tersebut telah menempatkan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan kelompok dan golongan.
"Aksi mereka mengganggu Kamtibmas dan penegakan hukum," ujar Serfasius.
Sekedar informasi, desakan mencopot Kapolri Jenderal Idham Azis muncul saat anggotanya menembak mati anggota FPI di Jalan Tol Jakarta - Cikampek, Minggu (8/12) malam.
Desakan itu muncul dari Indonesia Police Watch (IPW). Idham pun seolah tak peduli dengan adanya ancaman itu.

Ia malah memerintahkan kepada seluruh anggota Polri untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Perintah tersebut disampaikan Idham Azis merespons dua peristiwa berbeda yang terjadi baru-baru ini. Pertama, kasus perusakan mobil milik Ketua Persaudaraan Alumni atau PA 212 Slamet Maarif di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat.
Kedua, penembakan yang menewaskan enam pengawal pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab oleh petugas kepolisian di Tol Cikampek pada Senin (7/12) pukul 00.30 WIB.
Perintah Kapolri yang disampaikan lewat Surat Telegram tersebut ditujukan untuk para Kapolda. Selanjutnya agar disampaikan kepada seluruh jajarannya.
Selain meningkatkan kesiapsiagaan, kata Idham, Polda juga diminta menyiapkan pasukan anti anarki Brimob di wilayah yang terdapat kantong-kantong pendukung dan anggota FPI.
"Berikan arahan kepada seluruh anggota agar mengenakan helm, rompi anti peluru, dan bersenjata," katanya.
Idham menuturkan, agar anggotanya melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang masuk ke mako, asrama, pospol, termasuk kendaraan dan barang bawaan dengan metal detector.
Kemudian, berikan arahan kepada anggota yang melakukan pemeriksaan supaya dilindungi oleh anggota yang bersenjata.
"Kepada anggota yang bertugas di lapangan agar diingatkan supaya meningkatkan kewaspadaan dan buddy system, baik pada saat patroli maupun di pos-pos polisi," kata Idham.
Lebih lanjut, Idham Azis juga meminta untuk meningkatkan moril anggota untuk tidak gentar dalam menghadapi senjata apapun, termasuk senjata tajam. (Knu)
Baca Juga
Jasa Marga Pastikan CCTV di Lokasi Penembakan Laskar FPI Alami Ganggu
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
IPW Apresiasi Langkah Tegas TNI-Polri, Sebut Aspirasi Harus Dilakukan dengan Cara Damai

Ditanya Andil Riza Chalid di Balik Demo Ricuh, Kapolri: Akan Kita Cari Tahu

Kapolri Beri Sinyal, Otak Pelaku yang Menggerakkan dan Membiayai Demo Rusuh Segera Terungkap

Kapolri Pastikan 7 Anggota Brimob Tewaskan Affan Kurniawan Bakal Hadapi Sidang Pidana

Panglima TNI Ingatkan Warga Tidak Terprovokasi, Kedepankan Musyawarah dan Jalur Hukum

Didesak Mundur, Kapolri Serahkan Keputusan ke Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Perintahkan Polisi dan TNI Tindak Tegas Perusuh Saat Demo Berlangsung

Mobil Brimob Pelindas Ojol Affan Kurniawan hingga Tewas Bergerak Ugal-ugalan dan ‘Tanpa Komando’, Pengamat: Ini Pidana Berat!

Tak Hanya Tindak Pelaku, Polisi Harus Jelaskan Secara Utuh Rantis Brimob Tabrak Pengemudi Ojol Hingga Tewas

Mengejutkan, Ada 'Oknum Aparat' di Balik Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
